Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menjadi Cawapres Prabowo, Gibran Menjawab Senior-Seniornya di PDIP dengan Aksi Ciamik

23 Oktober 2023   09:16 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:20 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai ujaran dan pernyataan yang selalu menyudutkan anak pertama presiden Jokowi itu menjadi semacam cambuk yang melecutnya untuk semakin berlari kencang menantang maut.

Kita lihat, senior-seniornya di PDIP dalam berbagai kesempatan selalu melabeli Gibran dengan sebutan anak ingusan, anak kemarin sore, dan sebutan-sebutan lain lagi.

Sebenarnya Gibran hanya mau dihargai tanpa memandang status apakah dia pendatang baru di dunia politik atau tidak. Kalau di dalam keluarga sendiri tidak dihargai untuk apa bertahan di situ. Masih banyak orang di luar sana yang masih menghargai dan menganggapnya penting.

Sementara itu dari sisi Jokowi, tentu saja tidak ada seorang ayah mau anaknya diremehkan. Dan saya kira, persaan seperti pasti berlaku untuk semua ayah di muka bumi yang otaknya masih waras.

PDIP telah mengecewakan Jokowi dalam banyak hal. Bahkan Megawati dalam satu kesempatan pernah berucap Jokowi bukan siapa siapa tanpa PDIP. Padahal dua kali kontestasi pilpres, 2014 dan 2019 kemenangan PDIP bukan saja faktor partai berkepala banteng moncong putih itu tetapi ada peran besar Jokowi di dalamnya.

Bila dalam dua kontestasi itu bukan Jokowi yang calon presidennya belum tentu PDIP bisa meraih kekuasaan secara berturut-turut seperti.

Hal ini sudah terbukti ketika Megawati maju sebagai Capres di pemilihan umum selalu kalah dari rival-rivalnya meski secara kepartaian PDIP masih unggul.

Langkah taktis, Presiden Jokowi membolehkan anaknya Gibran menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo mengindikasikan hal tersebut.

Jangan berbicara soal dinasti kekuasaan. Sebab saat ini sistem pemilihan yang kita anut adalah pemilihan secara langsung. 

Biarkan rakyatlah yang menilai apakah Gibran layak atau tidak. 

Dan para seniornya di PDIP jangan jumawa dan menganggap Gibran tidak ada apa-apanya. Di belakang Gibran ada Jokowi yang meski sudah hampir masa jabatannya sebagai presiden tetapi tetap aura magis bagi para pendukungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun