Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menimbang Kekuatan dan Peluang Parpol Non Parlemen pada Pemilu 2024

3 September 2023   14:31 Diperbarui: 3 September 2023   14:52 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan 7 sekejen Parpol nonparlementer. Detik.com

Kemampuan finansial yang dimiliki oleh pemimpin sebuah partai baru akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan partai politik. Parpol-parpol lama juga demikian. Ketiak kemampuan finansial mulai berkurang, maka sudah dipastikan partai itu perlahan-lahan akan mati dengan sendirinya.

Ketiga, figur. Siapa pemilik partai baru juga memberikan andil yang cukup besar bagi kemajuan sebuah partai baru.

Hal ini mudah sekali diambil contohnya. Demokrat yang dibentuk SBY, naik dengan begitu cepatnya di 2004 karena figur seorang SBY pada saat itu.

Apalagi saat itu, SBY dianggap sebagai korban dari Megawati. Demokrat naik begitu cepatnya dan tak terbendung saat itu. Kemudian SBY menjadi presiden. 2009 pun pamor SBY masih sangat tinggi dan mengantarnya menjadi presiden untuk periode kedua.

Ketiga faktor ini merupakan kekuatan sekaligus menjadi celah bagi sebuah parpol baru, apakah mampu meraih pendukung dan simpatisannya atau justru tenggelam di dalam hiruk-pikuk pesta demokrasi yang akan datang.

Apabila mereka mampu menjadi pemebelajar yang baik, maka tidak akan sulit untuk menanjak naik sebagai partai politik yang diperhitungkan.

Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan bila parpol-parpol baru dan non parlemen ingin sukses di 2024.

Sekali lagi, mereka harus menerapkan strategi kerja keras dan kerja cerdas sebab survei Litbang Kompas dalam hubungan dengan parpol baru dan non parlemen pada periode Januari lalu menunjukkan bahwa elektabilitas parpol-parpol tersebut masih sangat rendah. 

Mereka Cuma memeroleh elektabilitas 6,2 persen. Angka ini sangat jauh apabila dibandingkan dengan parpol-parpol lama yang berada di angka 70 persen ke atas.

Parpol-parpol non parlementer harus menjadikan angka ini sebagai acuan untuk bergerak lebih giat dan lebih gesit. Jika tidak, maka mereka hanya akan menjadi tamu setiap kali ada pesta demokrasi dihelat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun