Prosesnya memang terlalu berbelit-belit. Mereka harus mengajukan proposal penelitian ke dosen pembimbing. Jika disetujui maka akan dilanjutkan untuk menjadi skripsi.
Belum lagi setelah selesai harus dikoreksi berulang kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Itu pun kalau dosennya kooperatif. Jika tidak maka yang tersisa dari usaha keras tersebut adalah keputusasaan.
Fakta menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang dibuat pusing ketika berurusan dengan dosen pembimbing ini. Apalagi bagi mahasiswa yang bermental instan dan bersantai-santai.Â
Akhirnya tugas yang sebenarnya memiliki manfaat tambahan yang besar untuknya dilihat hanya sebagai beban.
Pada titik inilah jalan pintas ditempuh. Contohnya plagiat atau mencari joki skripsi. Sebuah jalan yang sebenarnya menghianati kesarjanaan mereka sendiri.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi mengapa seorang mahasiswa tidak mampu menyelesaikan skripsinya.
Pertama masalah internal dari mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa malas dan tidak fokus untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya tersebut.
Ada pula mahasiswa yang merasa pesimis bisa menyelesaikan skripsi karena telah mendengar cerita-cerita tentang kesulitan dan tantangan mengerjakan skripsi dari senior-senior mereka. Mental mereka akhirnya down sehingga mematikan semangat mereka untuk menulis skripsi.
Kedua masalah eksternal yang bisa datang dari dosen atau lingkungan.
Banyak keluhan mahasiswa tentang dosen. Banyak dosen suka mempermainkan para mahasiswa. Mereka mempersulit mahasiswa sehingga membuat semangat menulis menurun bahkan ada yang sampai putus asa.
Bahkan ada dosen yang lebih suka mengurus proyek di luar dari pada mengurus mahasiswa.