Hampir setiap orang tidak pernah luput dari penipuan. Penipuan itu setua usia manusia. Model-model penipuan pun selalu berevolusi seturut perkembangan zaman.
Demikian juga di tengah perkembangan dunia digital yang tidak terbendung ini, model penipuan pun turut berevolusi.
Sejak kemunculan alat telekomunikasi mulai dari telepon rumah, warteg, hingga kemunculan telepon genggam, penipuan memakai kedok alat komunikasi selalu menyapa warga masyarakat dengan penyesuaian yang juga selalu mutakhir.
Satu kisah saya ketika masih memiliki handphone yang hanya bisa dipakai untuk telepon dan mengirim SMS (Short Message Service), ada satu kejadian yang saya alami.
Waktu itu handphone masih jadul banget, ketika tiba-tiba ada SMS masuk bahwa nomor Anda telah mendapat hadiah undian berupa mobil. SMS itu juga langsung menyertakan link yang bisa dibuka untuk memverifikasi kebenaran informasi ini.
Sialnya, tanpa pertimbangan dan analisis yang matang saya tergoda untuk membuka link itu. Setelah itu saya mulai diarahkan untuk melangkah lebih jauh dengan petunjuk-petunjuk online yang terdapat di dalam link tersebut.
Selanjutnya saya diminta untuk menghubungi nomor yang tertera di situ. Mulailah ada komunikasi dan berlanjut dengan permintaan untuk menyetor sejumlah uang yang akan dipakai untuk menyewa jasa pengiriman mobil hasil hadiah.
Untung saja waktu itu sudah pinjam ke mana-mana tetapi jumlah uang yang diminta tidak dapat saya peroleh. Andai saja waktu itu saya mendapat pinjaman, pasti saya sudah terjebak oleh tipu daya si penipu.
Pengalaman ini dialami juga oleh beberapa tetangga dan kenalan. Bahkan dari antara mereka ada yang tidak seberuntung diriku. Mereka berhasil mengirim uang permintaan yang bunyinya bisa mencapai beberapa jutaan.