Jalan utama menuju wilayah ini beraspal. Tapi sayangnya kualitas jalan yang kurang baik ditambah tidak adanya drainase yang baik telah menyebabkan jalan itu rusak parah.
Hal ini sangat membahayakan kenderaan-kenderaan yang akan menuju Manumean. Padahal jarak dari jalan umum jurusan Atambua-Kupang hanya 16 kilometer.
Jarak 16 kilometer yang seharusnya hanya membutuhkan waktu tempuh 15 hingga 30 menit, tetapi jalan yang rusak menyebabkan jarak tempuhnya membutuhkan 1 hingga 2 jam.
Penghasilan utama daerah Manumean adalah Kemiri dan Mete. Untuk bisa membawa hasil bumi ke Atambua atau Atapupu, harus ditempuh dengan susah payah. Belum lagi tarif angkutan yang mecekik para petani ini.
Andaikata jalur transportasi baik, hasil pertanian mereka akan dengan cepat sampai ke kota dengan biaya transportasi yang menjangkau.
Kesengsaraan masyarakat di wilayah ini bertambah para ketika musim hujan tiba. Mereka akan benar-benar terisolir. Jalanan tidak bisa dilewati karena rusak tergerus air dan keadaanya benar-benar licin sehingga membahayakan keselamatan.
Selain jalur transportasi yang sulit, daerah ini pun benar-benar terkucil dari dunia luar.
Apabila saat ini kita sudah bisa menikmati 5G, maka daerah ini tidak tersentuh dengan pesatnya kemajuan dunia telekomunikasi dan internet.
Telkomsel tidak pernah muncul di daerah ini. Signal telepon pun sangat lemah. Kadang-kadang karena kebiasaan melihat waktu di HP akan membuat bingung apalagi yang distel otomatis. Sebab waktu yang muncul di HP adalah waktu Timor Leste.
Dulu sempat ada jaringan internet yang disediakan oleh Bakti Asi tetapi katanya telah habis masa kontraknya dan tidak lagi diperpanjang.
Jaringan yang tersedia di sana cuma dari Indosat. Pemakai kartu IM3 bisa menikmati internet dan telepon. Tetapi mungkin karena bandwit-nya sangat kecil menyebabkan jaringan lelet. Jaringan internet akan mulai membaik antara pukul 00.00 sampai dengan pukul 06.00 pagi.