Segera ungsikan barang-barang berharga ke tempat yang aman dan berjaga-jaga selalu mengantisipasi tanah longsor dan banjir bandang.
Tingginya curah hujan merupakan penyebab longsor. Apalagi, waktu kemarau yang panjang, tanah akan mengering dan membentuk rongga pecah-pecah atau pori-pori.
Ketika musim hujan dan terlebih curah hujan yang tinggi akan menyebabkan air akan masuk dan meresap ke tanah yang retak dan memenuhi rongga sehingga tanah akan bergeser.
BPPT berencana untuk menggunakan TMC untuk mengendalikan intensitas curah hujan yang tinggi di ibu kota dan sekitarnya untuk mengurangi dampak banjir.
Pertanyaannya, amankah menggunakan teknologi modifikasi cuaca tersebut untuk mengubah cuaca?
Ternyata BPPT sendiri mengakui bahwa penggunaan TMC secara terus menerus akan mengganggu siklus air tanah.
Cara menggunakan teknologi ini sendiri menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah dengan upaya meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat dan begitu pula sebaliknya.
Dengan menaburkan garam ratusan kilogram di atas bibit awan yang berpotensi membawa hujan ke daratan, maka hujan akan turun di tempat proses itu terjadi dan tidak sempat sampai ke daratan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan pesawat di ketinggian 10-11 ribu kaki.
Walau hujan masih akan tetap turun tetapi intensitasnya rendah karena hujan sudah lebih dahulu turun di lautan.
Tetapi dengan teknologi ini sebenarnya ada bahayanya. Kita telah mengintervesi proses-proses alamiah dari alam. Â Dan jika manusia keranjingan dan terus-menerus mengendalikan cuaca dengan cara ini, maka secata otomatis akan mempengaruhi cuaca secara keseluruhan.Â
Ketakutannya, jika suatu saat hujan tidak turun lagi, karena proses penguapan air serta pembentukan awan menjadi terganggu, maka kita sendirilah yang akan menanggung akibatnya.