anak ketika dilahirkan seperti selembar kertas putih bisa menimbulkan salah kaprah. Menurut pendapat ini, anak itu seperti selembar kertas putih yang perlu ditulis oleh orang tuanya.
Ungkapan bahwa seorangApakah benar demikian? Bisa benar di satu sisi dan bisa serentak salah di sisi yang lain.Â
Menurut Richard Buckminster Fuller, seorang arsitek, teoritikus sistem, penulis, visioner, dan pencipta berkembangsaan Amerika, seorang anak dilahirkan cerdas. Tetapi kecerdasannya itu dijadikan tidak cerdas lagi dengan cepat dan sembrono oleh orang-orang dewasa.
Barangkali pendapat Fuller ini ada benarnya. Coba lihat seberapa banyak potensi yang dimiliki oleh seorang anak yang pada akhirnya mati terpendam oleh karena salah asuh dari orang tuanya.Â
Andai saja segudang potensi itu sejak awal diketahui oleh para orang tua, mungkin semua itu akan menjadi modal untuk kesuksesan anak-anak mereka ketika dewasa nanti.
Potensi-potensi yang dimiliki seorang anak sebenarnya yang paling dibutuhkan seseorang untuk bisa mencapai kesuksesan dalam hidup.
Berikut ini 10 potensi yang dimiliki oleh seorang anak.
Pertama, seorang anak selalu aktif. Pernahkah anda melihat seorang tenang? Meski sedang sakit sekali pun, anak selalu terlihat aktif dan tidak pernah tenang. Anak selalu energik di setiap waktu, kecuali saat tidur.
Hampir tidak ada jeda bagi mereka untuk berhenti beraktivitas. Mereka selalu aktif bermain atau melakukan sesuatu.
Bukankah orang sukses selalu aktif bergerak? Lihatlah orang-orang sukses. Bukankah mereka selalu aktif mencari cara-cara baru untuk berinovasi?
Pertanyaan untuk para orang tua, apa yang kita lakukan dengan potensi tersebut pada anak-anak kita? Sering terjadi, sebagai orang tua kita selalu khawatir melihat anak kita yang aktif ke sana kemari.Â
Kecemasan yang berlebihan membuat kita kadang-kadang terlalu mengekang aktivitas anak sehingga potensi yang tadinya mulai berkembang perlahan-lahan mati.
Kedua, seorang anak terlahir dengan satu kelebihan lain yaitu selalu atraktif.Â
Semua anak itu atraktif. Â Semua hal yang ada pada diri seorang anak itu selalu menarik. Entahkah dia berkulit putih atau berkulit hitam, entah dia berambut lurus ataupun keriting. Apapun penampilan mereka, selalu membuat gemas. Apa pun mereka, selalu menarik bagi semua orang yang melihatnya.
Selain itu anak-anak selalu memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka selalu memiliki selera humor yang tinggi. Buktinya apa yang mereka katakan atau lakukan pasti akan membuat orang-orang di sekitarnya tertarik dan tertawa.
Ketiga, seorang anak itu selalu beradapsi dengan baik dengan situasi sekitarnya. Sifat adaptif ini membuat seorang anak akan selalu mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Di tempat baru sekali pun, ia akan dengan mudah mendapatkan teman.Â
Lihat, apakah seorang anak pernah terlihat kesepian? Â Tidak kan.
Mereka akan beradaptasi dengan cepat terhadap situasi dan lingkungan sekitar. Hal mana yang membuat mereka akan mudah akrab dengan teman baru meski baru dijumpai.
Sifat adaptif ini juga terlihat ketika mereka menemukan permainan-permainan baru yang sulit.Â
Bagi anak-anak, tidak ada sesuatu pun yang sulit. Permainan apa pun, bila mereka suka maka akan ditekuni sampai mahir tanpa takut gagal.Â
Dalam kamus anak-anak, tidak ada kata "tidak bisa". Mereka akan berusaha mati-matian menjadi bisa. Apa yang mereka inginkan pasti akan bisa dilakukan.
Keempat, anak itu selalu agresif. Anak-anak penuh dengan inspirasi. Mereka selalu melakukan aktivitas apa pun dengan gairah. Mereka tidak pernah diam. Selalu berlari ke sana kemari, memegang itu, memegang ini.Â
Suatu hal yang kadang-kadang membuat orang tua cemas dan khawatir jika terjadi sesuatu sebagai akibat dari agresivitas ini.
Mereka selalu ingin mencoba. Dari bangun tidur hingga kembali tidur, mereka tidak akan kehabisan kegiatan.Â
Jangan mengharapkan mereka untuk tenang selagi mata mereka masih terbuka.
Kelima, anak itu kreatif. Seorang anak tidak akan pernah kehabisan ide dan kreativitas.Â
Mereka selalu kreatif dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Mereka akan selalu menemukan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu.
Daya kreatif tersebut yang membuat mereka memiliki daya cipta yang tinggi.
Keenam, anak itu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (kuriositif).Â
Pernahkah Anda mendengar pertanyaan-pertanyan konyol atau aneh dari seorang anak kecil?
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah wujud dari rasa ingin tahu anak yang tinggi.Â
Pernah suatu saat saya mendengar seorang anak bertanya, mengapa buah ini bernama apel sambil menunjukkan apel yang ada di tangannya. Coba jawaban apa yang kita berikan. Bukankah pertanyaan ini bagi orang dewasa kelihatan konyol?
Tetapi itulah anak-anak. Semua hal yang menggelitik rasa ingin tahu mereka pasti ditanyakan.
Maka sebagai orang tua, kita harus berusaha meladeni pertanyaan-pertanyaan itu dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Bukannya membentak atau meminta mereka untuk berhenti bertanya.
Ketujuh, anak memiliki potensi demonstratif.Â
Seorang anak akan berusaha menarik perhatian siapa saja tanpa takut dipermalukan atau ditertawakan oleh orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Justru kepolosan dan ketulusan mereka dalam melakukan sesuatu atau memeragakan sesuatu selalu membuat orang-orang dewasa ingin melihat atau mendengar apa saja yang mereka lakukan atau katakan.
Potensi demontratif memampukan mereka untuk melakukan semua itu tanpa beban seperti orang dewasa.
Bila disuruh menari, pasti ia akan menari. Apakah anak pernah cemas atau khawatir tariannya tidak sempurna karena kurang latihan?
Apa yang diminta kepadanya akan dengan spontan dijawabnya dengan tindakan atau kata-kata. Anak-anak selalu bebas tanpa memiliki rasa cemas atau takut.Â
Justru di situlah, orang-orang di sekitar akan gemas melihat mereka dengan segala tingkah laku dan kata-kata spontan yang lucu .
Kedelapan, anak memiliki potensi eksploratif.Â
Potensi eksploratif ini membuat anak-anak senang menjelajah dan menemukan tempat-tempat baru di sekitar mereka.Â
Mereka juga suka menyelidiki dan melakukan hal-hal baru lewat proses bermain baik sendiri maupun bersama teman-teman mereka.
Sebagai contoh, misalnya ada seorang anak ketika dibelikan mainan baru bukannya bermain tetapi mulai membongkar-bangkirnya untuk mengetahui apa yang ada di dalam mainan tersebut.
Orang tua tentu merasa jengkel. Tetapi itulah anak-anak. Mereka selalu memenuhi rasa ingin tahu mereka dengan mengeksplorasi hal-hal baru.
Kesembilan, anak itu imajinatif. Seorang anak kecil memiliki daya imajinasi yang tinggi. Daya khayal itu biasanya dinyatakan dalam perilaku-perilaku tertentu.
Imajinasi anak bisa muncul dalam berbagai aktivitas bermainnya. Salah satu contoh, misalnya dalam bermain peran. Mereka bisa memerankan seorang dokter yang sedang memeriksa pasien. Mereka juga bisa memerankan seorang guru yang sedang mengajar, dan sebagainya.
Anak juga memiliki dunianya sendiri yang kadang-kadang tidak dipahami oleh orang dewasa. Pernahkah kita melihat ada anak yang sering berbicara sendiri?Â
Bila itu dilakukan orang dewasa, sudah pasti akan dinilai orang itu sedang mengalami gangguan jiwa. Tapi tidak demikian dengan seorang anak kecil. Sebab di situlah dunia imajinasinya.
Maka sebagai orang tua, tugas kita sebagai orang tua adalah mengontrolnya dan mengarahkan mereka ke arah yang positif.
Kesepuluh, anak itu memiliki daya inovatif.Â
Seorang anak selalu senang hal-hal yang baru dan aktual. Mereka selalu update. Makanya anak-anak selalu minta mainan baru, meski mainan lamanya masih bagus.Â
Permainan-permainan mereka pun tidak hanya sejenis. Mereka akan selalu mengikuti perkembangan di lingkungan sekitar.Â
Lagi musim permainan latto-latto, mereka akan bermain latto-latto, apabila lagi musim bermain lompat tali, mereka akan bermain lompat tali. Begitu seterusnya. Bahkan permainan mereka akan selalu berkembang dan selalu ada yang baru di sana.
Di sinilah letak potensi inovatif dari anak-anak. Hal ini perlu diarahkan oleh orang tua.Â
Itulah 10 potensi yang dimiliki oleh seorang anak. Mengagumkan bukan?
Apa yang dibutuhkan seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup ini ada pada seorang anak kecil.
Jadi janganlah memperlakukan anak-anak kita sebagai selembar kertas putih. Setiap anak dilahirkan dengan kecerdasan yang tinggi.Â
Mari mengarahkan dan menuntun mereka dengan benar agar semua potensi itu bisa membawa kesuksesan di kemudian hari nanti.
Janganlah menjadi pembunuh karakter-karakter dan potensi-potensi baik di dalam diri anak. Jangan pula menggunakan ukuran-ukuran dan pikiran orang dewasa untuk diterapkan kepada anak-anak.
Orang dewasa mempunyai jalan pikirannya sendiri. Begitu pula dengan anak-anak.Â
Sekali lagi, mari membimbing dan mengarahkan anak-anak kita menuju masa depan mereka dengan bijak sambil terus memantau perkembangan potensi-potensi mengagumkan di dalam diri mereka. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H