Dari berbagai sumber yang dinukil penulis, disebutkan bahwa Indonesia berada di ambang resesi seks.
Salah satu penyebab Indonesia berpotensi masuk dalam resesi seks adalah banyaknya perempuan yang lebih memilih fokus terhadap karier demi kualitas hidup yang lebih baik bersama suaminya kelak.Â
Di sisi lain, ada beberapa pasangan yang belum apa-apa sudah khawatir tentang masalah pembiayaan sekolah anak-anaknya kelak sehingga menunda untuk memiliki anak.
Potensi Indonesia di ambang resesi seks juga ditandai dengan penurunan angka kelahiran sebagaimana yang dialami oleh negara-negara di atas.Â
Penurunan angka kelahiran tersebut disebabkan karena orang tidak memiliki keinginan lagi untuk melakukan hubungan seks, menikah atau memiliki anak.
Menurut Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, ada sejumlah kota/ kabupaten mencatatkan zero growth kelahiran baru.
Seperti yang dinukil dari detikhealth.com, ada tiga provinsi yang telah mengalami zero growth, yaitu Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Yogyakarta, misalnya mencatatkan angka kelahiran 2,2 dan bahkan ada beberapa kota lebih rendah dari itu yaitu di kisaran 1,9. Dengan angka ini, bisa diasumsikan banyak perempuan yang melahirkan kurang dari dua anak.
Banyak perempuan sudah tidak ambil pusing jika tidak memiliki anak. Mereka lebih memilih fokus pada kesejahteraan hidup dan kualitas hidup bersama suami.
Selain itu, menurut Hasto usia pernikahan semakin lama semakin meningkat.
Sementara itu, menurut dokter spesialis kebidanan kandungan, Dr Benediktus A, MPH, SpOG(K) yang biasa disapa dr. Benny, resesi seks bisa dipicu oleh banyak faktor antara lain faktor biologis, faktor ekonomi, faktor psikososial dan sosial ekonomi.