Laga pembuka group C diawali dengan pertandingan antara Argentina vs Arab Saudi. Pertandingan ini dihelat di Lusail Iconic Stadium. Stadium itu menjadi saksi sejarah, Argentina dipermalukan tim non unggulan  Arab Saudi.
Arab Saudi menjadi negara Asia pertama yang mengalahkan Argentina dalam sejarah piala dunia. Melawan Arab Saudi, Argentina harus takluk 2-1.
Pertanyaan patut dilontarkan, ada apa dengan Argentina? Padahal pada pertandingan ini Lionel Scaloni menurunkan skuat terbaiknya. Lionel Messi, Angel di Maria, dan Lautaro Martinez.
Namun hasil pertandingan berbicara lain. Arab Saudi memanfaatkan semua peluangnya menjadi gol. Statistik di lapangan hijau menunjukkan itu.
Argentina memulai pertandingan dengan baik dan langsung menekan di babak pertama. Hasilnya, Argentina dihadiah penalti oleh wasit asal Slovenia, Slavko Vincic setelah melalui VAR, terlihat Lajtaro Martiez dilanggar di kotak penalti. Messi yang tampil sebagai eksekutor tidak menyia-nyiakan peluang emas tersebut.
Setelah itu Messi sempat membobol gawang Arab Saudi tetapi dianulir karena dia lebih dahulu terjebak offside. Kemudian giliran dua gol dari Martinez yang dianulir oleh wasit karena ia terlebih dahulu offside.
Memasuki babak kedua, Arab Saudi langsung tancap gas. Memanfaatkan kelengahan para pemain belakang Argentina, Saleh Al Sheri mencetak gol pada menit ke-48 setelah mengecoh para pemain belakang dan sang keeper.
Kedudukan 1-1 tidak bertahan lama karena lima menit berselang, kembali Arab Saudi membobol gawang Argentina melalui Salem Al Dawsari dengan sebuah gol yang berkelas.
Kedudukan 2-1 bertahan sampai peluit panjang dibunyikan. Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Argentina yang juga menjadi salah satu favorit juara dunia.
Di sisa waktu pertandingan, Argentina berusaha menggempur Arab Saudi dari berbagai sisi tetapi tidak membuahkan hasil.
Disiplin para pemain belakang Arab Saudi membuat Argentina harus menelan kekalahan perdananya di piala dunia 2022 di Qatar.
Dari data statistik yang tersaji selama 90 menit di lapangan, membuktikan bahwa Argentina tidak bermain jelek.Â
Bayangkan saja, selama pertandingan Argentina melepaskan 15 kali tembakan dengan 6 tembakan mengarah ke gawang Arab Saudi. Ini berbanding terbalik dengan Arab, di mana selama pertandingan Arab Saudi hanya melepas 3 tembakan.
Kedisiplinan pemain-pemain belakang Arab Saudi mampu meredam gempuran Messi dan kawan-kawannya.
Untuk penguasaan bola jangan ditanya, Argentina 70 persen berbanding 30 persen untuk Arab Saudi.
Selama pertandingan, Argentina melakukan 595 operan. Sedangkan Arab Saudi hanya 265 operan dengan akurasi operan 85 % berbanding 67 %.
Untuk pelanggaran Argentina cuma melakukan 7 kali pelanggaran, sedangkan Arab Saudi 21 pelanggaran dengan 6 kartu kuning di antaranya. Ini menjadi bukti, pemain-pemain Arab harus melakukan segala upaya untuk meredam agresivitas tim Tango.
Tendangan sudut, Argentina 9 buah, sedangkan Arab Saudi hanya dua buah. Para pemain Argentina cukup baik dalam membangun serangan ke jantung pertahanan Arab Saudi. Sayangnya serangan-serangan itu tidak membuahkan gol bagi tim favorit piala dunia 2022 ini.
Sedangkan offside, Argentina 10, Arab Saudi hanya 1. Dengan 10 offside, mau mengatakan bahwa para pemain bertahan  Arab Saudi mampu mengelolah pertahanan mereka sehingga para penyerang tim Tango harus terjebak offside. Bahkan ketiga gol, 1 buah dari Messi dan 2 biah dari Martinez dianulir wasit karena mereka telah terjebak offside.
Garis pertahanan rapat dan tinggi yang diterapkan para pemain belakang  Arab Saudi mampu membuat skuat Scaloni frustrasi. Mereka selalu terjebak offside. Apalagi dengan teknologi VAR yang semakin canggih membuat sedikit saja gerakan offside akan langsung terdeteksi.
Sekedar catatan untuk sang pelatih Albiceleste, Lionel Scaloni. Ia harus membangun strategi baru di tiga pertandingan lain di penyisihan group C agar para pemain depannya tidak terlalu mudah terjebak offside.
Tim Tango tidak hanya difavoritkan pada laga ini tetapi juga menjadi unggulan juara. Mengapa? Karena memang tim Tango diisi dengan pemain-pemain terbaiknya.
Kekalahan ini memang cukup memalukan. Tetapi itulah sepak bola. Selama 90 menit di lapangan hijau semua bisa terjadi.
Berikut ini adalah 5 alasan mengapa Albiceleste dibantai Arab Saudi pada pertandingan perdananya ini.
Pertama, banyak gol dianulir. Penggunaan VAR terbukti cukup efektif karena mencegah banyak gol kontroversi akibat offside. Argentina kalah pada pertandingan ini karena VAR yang membuktikan bahwa Messi dan Martinez telah lebih dahulu terjebak offside.
Seandainya tidak ada VAR, bisa jadi Argentina yang membantai Arab Saudi.
Kedua, Kebangkitan Arab Saudi. Walaupun tidak diunggulkan pada pertandingan ini, tetapi Arab Saudi tidak peduli. Sempat terpuruk di babak pertama, Arab Saudi langsung menghentak di babak kedua.
Mereka langsung menerapkan high pressing kepada para pemain Argentina sekaligus melakukan serangan-serangan berbahaya ke jantung pertahanan Argentina.
Dengan kebangkitan ini, mereka mampu membalikkan keadaan dari ketertinggalan menjadi unggul.
Ketiga, lini pertahanan Argentina kurang solid. Ketidaksolidan mereka terlihat dengan memberikan keleluasaan kepada para penyerang lawan melakukan tembakan ke gawang.
Seandainya lini pertahanan mereka lebih solid lagi, tidak mungkin tercipta dua gol dari Arab Saudi.
Keempat, Kiper Arab Saudi luar biasa. Harus diakui bahwa kiper Arab Saudi, Mohammet Al Owais pada pertandingan perdana ini cukup gemilanh. Ia melakukan sejumlah penyelamatan ciamik yang membuat gawangnya tidak kebobolan di babak kedua.
Kelima, Lini serang mereka kurang tajam. Ketika Lionel Messi dimatikan, semua mesin serang Argentina sepertinya ikut mati.
Mereka lebih banyak melakukan offside. Meski mempunyai banyak tembakan tetapi hanya 6 yang mengarah ke gawang. Dan semuanya tidak membuahkan hasil.
Martinez dan di Maria lebih banyak terjebak offside.
Ini juga menjadi catatan Lionel Scaloni di pertandingan-pertandingan berikutnya. Lini serang tim Tango harus dipertajam.
Di samping itu, Scaloni juga harus memperkuat lini pertahanan mereka.
Jika tidak dilakukan pembenahan yang signifikan, bisa jadi Argentina akan lebih awal mengangkat koper untuk kembali ke Argentina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H