Perjalanan Brasil menuju piala dunia 2002 saat itu memang penuh tantangan. Â Brasil menuju ke Korea selatan dan Jepang dengan dihantui kegagalan tragis di final piala dunia 1998. Â
Selain itu mereka juga mencatatkan hasil buruk di piala Konfederasi 2001 dengan hanya finish sebagai juara empat.
Mereka datang ke putaran final dengan status kurang diunggulkan. Namun Brasil langsung menggebrak di babak penyisihan dan langsung membubuhkan tiga kemenangan beruntun.
Di final yang dilangsungkan di kota Yokohama, Jepang, Brasil menunjukkan kelasnya sebagai raja sepak bola dunia. Â Sebuah laga final impian karena mempertemukan dua tim tersukses di piala dunia, yaitu Btasil dan Jerman.Â
Jerman sedikit diuntungkan karena memiliki kiper terbaik dunia saat itu, Oliver Kahn.
Tetapi di lapangan hijau cerita sukses lebih memihak kepada Brasil. Pertandingan berlangsung ketat. Babak pertama tidak ada gol yang tercipta. Skor kaca mata untuk kedua tim.
Memasuki babak kedua Rivaldo dan Ronaldo menunjukkan kelas mereka sebagai pemain-pemain terbaik dunia saat itu. Tendangan jarak jauh Rivaldo di menit 67 berhasil dibendung sempurna oleh Kahn. Tapi bola muntar tersebut kembali jatuh tepat di kaki Ronaldo dan dikonfersikan menjadi gol.Â
Pada menit ke 79, lagi-lagi Ronaldo mencetak gol kedua untuk Brasil setelah menerima umpan matang dari Rivaldo.
Sampai akhir pertandingan, keunggulan 2-0 atas Jerman tetap dipertahankan Brasil. Kesuksesan Brasil menjuarai Piala Dunia untuk kelima kali merupakan kemenangan sepak bola indah.
Namun sejak itu tim Samba selalu selalu kandas diperempat final atau di semi final. Tahun 2006 langkah Brasil dihentikan tim Ayam Jago, Prancis 1-0 di perempat final. Saat itu Italia keluar sebagai juara setelah mengalahkan Prancis lewat adu pinalti.
Pada tahun 2010, langkah Brasil dihentikan oleh Belanda di perempat final dengan skor 2-1. Sedangkan di piala dunia 2014, langkah Brasil harus kandas di tangan tim Panser Jerman dengan skor yang cukup fantastis yaitu 7-1. Kala itu tim Samba sangat difavoritkan karena ia menjadi tuan rumah. Ternyata menjadi tuan rumah tidak dapat menolongnya menjadi juara dunia untuk keenam kalinya.