Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran dari Tragedi Itaewon, Mengenal Apa Itu Hipoksia dan Pentingnya Manajemen Kerumunan

2 November 2022   19:09 Diperbarui: 3 November 2022   04:48 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerumunan massa. Sumber: Pixabay

Hipoksia sendiri adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam sel dan jaringan tubuh sehingga fungsi normalnya mengalami gangguan.

Otak dan jantung merupakan dua organ yang paling rentan terkena dampak hipoksia. Kurangnya oksigen dalam sel otot jantung menyebabkan terjadinya detak jantung semakin lemah bahkan henti jantung dengan tidak adanya detak jantung.

Peristiwa Kanjuruhan dan Itaewon merupakan dua contoh kasus pasca pandemi yang menyebabkan kematian ratusan orang karena kerumunan massa yang over capacity. Ini yang harus diantisipasi dan menjadi pelajaran agar tidak terjadi kematian yang sia-sia lagi di masa depan.

Kembali kepada hipoksia. Dalam kerumunan akan terjadi desak-desakkan dan himpitan. Oksigen berkurang dan lebih banyak karbon dioksida dilepas.

Menurut dr. Vito, kekurangan oksigen akan membuat pembuluh darah menjadi kuncup. Dengan demikian, oksigen juga tidak bisa dihantar dengan baik  karena fungsi jantung sebagai pompa pembulu darah dan penghantar oksigen juga mengalami kekurangan oksigen.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa seseorang akan mengalami henti jantung karena hipoksia ini. Orang yang terkena hipoksia akan mengalami gejala-gejala seperti pusing, sesak napas, mata berkunang-kunang, keringat dingin dan lemas.

Kondisi ini berbeda dengan orang yang mengalami serangan jantung. Serangan jantung disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke jantung akibat sumbatan pada pembuluh darah. Sedangkan pada kasus henti jantung, yang terjadi adalah kondisi di mana jantung kehilangan fungsinya disertai dengan hilangnya pernapasan dan kesadaran.

Jika berada di dalam kerumunan dan ada orang yang mengalami hipoksia maka kita dapat memberi pertolongan pertama dengan cara melakukan CPR (Cardiopulmonary resuscitation) pijat jantung. Caranya dengan menekan dada pasien dengan cepat dan keras dengan hitungan 100-120 kompresi per menit.

Itulah pertolongan pertama yang harus kita berikan sambil menunggu tindakan medis lebih lanjut oleh para petugas medis. Akan tetapi jika memungkinkan, korban harus sesegera mungkin dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan kejut jantung menggunakan CPR  dengan peralatan defibrillator.

Hal ini sangat diperlukan sebab orang yang mengalami hipoksia jika tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan kematian.

Sementara itu untuk kita yang terlanjur berada dalam kerumunan, kita harus memperhatikan di mana pintu keluar terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun