Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Plus Minus Sekolah Berasrama

8 September 2022   21:16 Diperbarui: 8 September 2022   21:34 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah berasrama memiliki banyak plus dan minusnya. Belajar dari pengalaman hidup berasrama selama empat tahun, saya telah melihat beberapa hal yang menjadi keunggulan sekolah berasrama dan juga beberapa hal yang negatif yang perlu menjadi bahan evaluasi bersama.

Sekolah berasrama atau boarding school sebenarnya tidak asing lagi di dunia pendidikan kita. Banyak orang tua menginginkan anaknya disekolahkan di sekolah-sekolah berasrama. 

Tetapi apa sebenarnya sekolah berasrama atau boarding school tersebut. Sekolah berasrama adalah sistem sekolah di mana para siswanya tinggal di satu lingkungan yang kebutuhan hidup dan fasilitas sekolah disiapkan oleh sekolah.

Berikut hal-hal positif dari sekolah berasrama.

Pertama, anak lebih disiplin dan kegiatannya teratur dengan baik. Disiplin ini terbangun karena sekolah berasrama menyediakan jadwal-jadwal yang teratur bagi siswa-siswanya.

Sekolah asrama memiliki kegiatan-kegiatan yang bisa melatih kemandirian dan life skill. Meski kesannya kegiatan-kegiatan terjadwal tersebut dirasakan sebagai rutinitas belaka, namun justru dalam jadwal-jadwal yang teratur itulah karakter siswa dibentuk, yang mana pada akhirnya melahirkan habit dan akhirnya membudaya dan mengakar di dalam diri siswa.

Semua yang dilakukan oleh siswa diatur sesuai dengan waktunya. Bangun pagi sudah ada waktunya, waktu sembayang sudah ada waktunya. Demikian juga waktu sarapan dan sekolah serta belajar sudah diatur sedemikian rupa dan teratur. Pokoknya semuanya sudah diatur rapi sejak dari bangun tidur hingga kembali tidur di malam hari.

Semuanya keteraturan itu dimaksudkan untuk membangun sikap dan mental disiplin di dalam diri siswa yang diharapkan menjadi karakternya. Karena itu disiplin memang sangat penting. 

Seperti yang sudah disebutkan di atas, asrama memiliki jam belajar mandiri, jam untuk kegiatan ekstarkurikuler, jam olahraga, jam untuk misa, dan sebagainya. Di sinilah disiplin menjadi mutlak diperlukan karena siswa diajarkan untuk menggunakan waktu dengan baik dan efektif serta efesien.

Kedua, dalam kehidupan berasrama, anak-anak mudah dikontrol. Selama berada di lingkungan sekolah berasrama anak-anak akan selalu berada dalam kontrol dan pengawasan selama 24 jam. Dengan demikian, siswa merasa nyaman dan tenang dalam belajar dan mengembangkan bakat minatnya.

Fungsi kontrol ini sangat penting sebab anak-anak yang datang ke asrama berasal dari lingkungan yang beragam dengan cara hidup keluarga yang berbeda-beda pula.

Dengan kontrol yang baik, setiap siswa memperoleh pembinaan yang lebih efektif. 

Kontrol juga penting untuk membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik. Dengan demikian karakter-karakter negatif yang dibawa dari rumah dapat ditempah sedemikian rupa sehingga kembali memunculkan karakter-karakter positif yang membawa perubahan pribadi siswa ke arah yang lebih baik.

Ketiga, sekolah berasrama menciptakan pola hidup teratur kepada para siswanya. 

Kehidupan sekolah berasrama mengajarkan kepada para siswa untuk tertib dan teratur hidupnya. Aturan-aturan asrama dibuat untuk menjadi pegangan bersama untuk menjaga ketertiban umum.

Setiap pribadi harus mengatur ritme hidupnya sesuai dengan tata tertib kehidupan berasrama. Pola hidup semau gue dan amburadul tabuh untuk sekolah berasrama.

Keempat, sekolah berasrama aman dari pengaruh negatif di luar. Karena sudah diatur sedemikian rupa, siswa-siswa sekolah berasrama tidak dengan leluasa berkontak dengan dunia luar. Karena itu potensi untuk terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif dari luar sangat jarang terjadi.

Misalnya tawuran antarpelajar, bolos, narkotika ataupun budaya klitih seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Yogyakarta, dan budaya-budaya negatif lain sebagai imbas perkembangan zaman.

Kelima, tidak terpengaruh dengan keheboan zaman. Zaman yang heboh sering membuat setiap anak sekolahan turut larut di dalamnya.

Misalnya ketergantungan kepada gadget, game online, dan sebagainya.

Siswa-siswa sekolah berasrama tidak akan mudah terpengaruh dengan semua itu. Hidup mereka serba teratur dan terkontrol dengan baik.

Keenam, ada penilaian bahwa siswa-siswa sekolah berasrama lebih cerdas dan pintar. 

Ritme hidup yang teratur membuat anak-anak asrama lebih cerdas dan pintar. Hal ini terjadi karena dalam kehidupan berasrama jadwal belajar, kerja dan olahraga sudah diatur sedemikian rupa sehingga akan menciptakan otomatisasi di dalam diri anak.

Dengan belajar yang teratur dijamin anak-anak yang berasrama menjadi lebih pintar dan cerdas.

Ketujuh, Kedewasaan dan kewibawaan terbangun dalam diri. Kedewasaan terbentuk dari pola hidup yang teratur. Meski ada aturan-aturan yang mengatur mereka, tetapi hidup jauh dari orang tua menciptakan kemandirian di dalam diri dan membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang dewasa.

Kedewasaan akan dengan sendirinya membentuk kepribadian yang berwibawa dan memiliki karakter sendiri yang membedakan mereka dari teman-temannya yang lain.

Itulah hal-hal yang positif dari sekolah berasrama. Di samping hal-hal positif tersebut, tentunya ada juga beberapa hal negatif harus dievaluasi di dalam sekolah-sekolah yang berasrama ini.

Pertama, di dalam sekolah-sekolah berasrama rawan bullying dan kekerasan.  Pola senioritas dan junioritas mengharuskan yang junior menghormati senior. 

Sementara itu kakak kelas (senior) gampang sekali menggunakan status senioritasnya untuk menindas adik-adik asramanya.

Hal ini sangat rawan di dalam sekolah-sekolah berasrama sejenis. Karena itu setiap sekolah berasrama harus benar-benar menerapkan aturan yang keras dan ketat soal bullying dan kekerasan di dalam asrama.

Sekolah berasrama harus berani mengatakan tidak kepada bullying dan kekerasan. Bila ada anggota asrama yang melakukan praktek-praktek itu, harus diberikan sanksi yang keras agar dapat memberikan efek jera kepada yang lainnya.

Kedua, ada beberapa sekolah berasrama terlalu mengurung siswanya sampai tidak mengenal lingkungan sekitarnya.

Hal ini pun akan membawa dampak negatif kepada anak ketika saatnya ia kembali ke masyarakat dan lingkungannya. 

Mereka cenderung memandang yang ada di luar itu sebagai serba negatif sehingga menutup diri dari pergaulan dengan dunia luar. Ini tidak bagus untuk perkembangan dan kematangan kepribadiannya.

Ketiga, sekolah berasrama seringkali memiliki pola makan yang sederhana di mana sangat tidak mendukung tumbuh kembang siswa. Padahal pola makan yang baik dan bergizi sangat dibutuhkan untuk merangsang kognisi siswa berkembang lebih bagus.

Pola makan yang baik harus tetap mendapat perhatian ekstra dan dipertahankan untuk mendukung pertumbuhan dan performa akademik siswa.

***

Itulah plus minusnya sekolah berasrama. Plusnya harus tetap dipertahankan sambil terus membenahi hal-hal negatifnya. Terutama yang berhubungan dengan bullying dan kekerasan di asrama. 

Intinya, sekolah-sekolah berasrama sangatlah penting untuk membentuk kedisiplinan dan karakter siswa. Tetapi kontrol yang ketat tetap dilakukan demi meminimalisir hal-hal negatif yang bisa saja muncul dari kehidupan sekolah berasrama.

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun