Ritme hidup yang teratur membuat anak-anak asrama lebih cerdas dan pintar. Hal ini terjadi karena dalam kehidupan berasrama jadwal belajar, kerja dan olahraga sudah diatur sedemikian rupa sehingga akan menciptakan otomatisasi di dalam diri anak.
Dengan belajar yang teratur dijamin anak-anak yang berasrama menjadi lebih pintar dan cerdas.
Ketujuh, Kedewasaan dan kewibawaan terbangun dalam diri. Kedewasaan terbentuk dari pola hidup yang teratur. Meski ada aturan-aturan yang mengatur mereka, tetapi hidup jauh dari orang tua menciptakan kemandirian di dalam diri dan membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang dewasa.
Kedewasaan akan dengan sendirinya membentuk kepribadian yang berwibawa dan memiliki karakter sendiri yang membedakan mereka dari teman-temannya yang lain.
Itulah hal-hal yang positif dari sekolah berasrama. Di samping hal-hal positif tersebut, tentunya ada juga beberapa hal negatif harus dievaluasi di dalam sekolah-sekolah yang berasrama ini.
Pertama, di dalam sekolah-sekolah berasrama rawan bullying dan kekerasan. Â Pola senioritas dan junioritas mengharuskan yang junior menghormati senior.Â
Sementara itu kakak kelas (senior) gampang sekali menggunakan status senioritasnya untuk menindas adik-adik asramanya.
Hal ini sangat rawan di dalam sekolah-sekolah berasrama sejenis. Karena itu setiap sekolah berasrama harus benar-benar menerapkan aturan yang keras dan ketat soal bullying dan kekerasan di dalam asrama.
Sekolah berasrama harus berani mengatakan tidak kepada bullying dan kekerasan. Bila ada anggota asrama yang melakukan praktek-praktek itu, harus diberikan sanksi yang keras agar dapat memberikan efek jera kepada yang lainnya.
Kedua, ada beberapa sekolah berasrama terlalu mengurung siswanya sampai tidak mengenal lingkungan sekitarnya.
Hal ini pun akan membawa dampak negatif kepada anak ketika saatnya ia kembali ke masyarakat dan lingkungannya.Â