Animo masyarakat dalam pameran kali ini cukup tinggi. Hal ini terlihat dari berjubelnya masyarakat untuk datang mengunjungi acara pentas budaya di panggung utama untuk menyaksikan atraksi-atraksi budaya yang ditampilkan dan juga kunjungan terhadap stand-stand pameran.
Selain memamerkan berbagai produk dari hasil kreativitas umat di Keuskupan Atambua, stand-stand juga menghadirkan berbagai kuliner yang memanjakan lidah para pengunjung.
Ada tiga point penting yang menjadi sorotan Uskup Atambua dalam pameran ekonomi kreatif ini. Pertama, ada peningkatan produktivitas dan pemberdayaan di tingkat masyarakat. Kedua, pameran ini menjadi ajang belajar untuk menata produktivitas. Dan yang ketiga, pameran ini menjadi satu bukti bahwa Gereja masih peduli terhadap perkembangan dan kreativitas dari masyarakat.
Selain ketiga point di atas, lanjut Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Migran Perantau KWI ini, pekan pameran ekonomi kreatif yang digelar selama sepekan ini merupakan ajang belajar dalam arti luas, yaitu penyerapan ilmu, transfer ilmu, dan aplikasi ilmu.
Sekedar untuk diketahui, tema umum pameran kali ini yaitu "Dengan Pekan Pameran Ekonomi Kreatif Keuskupan Atambua Kita Tingkatkan Pendidikan Integratif, Pemberdayaan Ekonomi dan Persahabatan Kristiani Untuk Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat".
Sesuai dengan tema umum ini maka masyarakat di tiga kabupaten dalam wilayah administratif Keuskupan Atambua, yaitu Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara dan Malaka diharapkan semakin memiliki daya kreatif dalam pendidikan dan ekonomi agar pulih lebih cepat dan menjadi lebih kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H