Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo yang marah kepada Paspampres yang memukul warganya begitu viral.Â
Berita tentangKemarahan Gibran terlihat jelas dalam video klarifikasi dan permintaan maaf sang paspampres. Anak sulung Presiden Jokowi itu datang dari belakang dan menarik masker yang masih dikenakan oleh paspampres tersebut sampai tali maskernya putus.
Cerita tidak berhenti di situ. Hari ini dalam upacara peringatan HUT RI yang ke-77di stadion Sriwedari Solo, bukan tali masker putus melainkan tali bendera.
Insiden ini terjadi begitu cepat. Ternyata pengait tali di tiang bendera patah sehingga tali benderanya langsung putus.Â
Sebagaimana diberitakan oleh Kompas.com, bendera Merah Putih akhirnya tidak bisa dikibarkan dalam upacara kali ini di Solo. Meski demikian lagu Indonesia Raya tetap dikumandangkan.
Meski demikian, pasukan pengibar bendera dengan sigap tetap membentangkan bendera Merah Putih di depan tiang bendera dengan tangan mereka untuk dilakukan penghormatan.
Kali ini ia tidak marah seperti ketika menarik putus tali masker sang Paspampres. Ia malah tetap tenang dan menghibur para Paskibra. Menurutnya kejadian seperti ini tidak bisa diprediksi.
Setelah selesai upacara sang wali kota menghampiri para pasukan pengibar bendera untuk menyemangati mereka dan berpesan agar mereka tidak berkecil hati. Ia mengapresiasi usaha dan kerja keras mereka selama latihan.
Ketika dihubungi awak media setelah selesai upacara bendera terkait kejadian putus tali bendera ini, ia menyampaikan bahwa insisen seperti dapat terjadi kapan saja. Ia tidak mempermasalahkannya. Mewakili para pengibar bendera, ia meminta maaf kepada masyarakat yang sudah terganggu dengan kaejadin ini.
Sekedar melihat kembali ke belakang, cerita tentang 17 Agustus tiada habisnya. Cerita terbaru adalah gagal berkibarnya bendera merah putih di Solo akibat tali bendera putus.
Kejadian tali bendera putus ini bukanlah yang pertama. Ada pula kejadian seperti tali yang nyangkut di pengait tiang sehingga tali tidak bisa digerakkan, dan sebagainya. Kejadian-kejadian seperti itu memang tidak dapat diprediksi.
Ada satu kejadian yang terjadi 4 tahun lalu di batas RI dan Timor Leste. Â Terngiang jelas dalam ingatan kita, aksi si Joni pemanjat tiang bendera.
Aksi heroiknya dalam sekejap viral dan menarik perhatian banyak orang. Tak sedikit orang yang menaruh simpati kepada bocah pemberani itu. Mulai dari kalangan artis sampai kepada para pejabat tinggi negara.
Bahkan saat itu, Presiden Jokowi mengundangnya ke Istana Presiden. Ya, aksi heroiknya memang pantas diapresiasi.
Sayangnya di Solo tidak ada anak yang pemberani seperti Joni. Tali bendera putus dan tidak ada yang menyambungnya kembali dan memanjat tiang bendera seperti yang dilakukan Joni empat tahun lalu.
Ada pula kejadian lain di Sulawesi Selatan. Tepat di SMKN 1 Pinrang. Seorang siswa bernama Rafli yang berumur 16 tahun dengan gagah berani memanjang tiang bendera gegara tali putus.Â
Peristiwa yang lain lagi. Insiden tali pengait putus terjadi di Provinsi Kepulauan Belitung saat upacada bendera 17 Agustus tahun lalu (2021). Insiden ini tidak berlangsung lama karena petugas yang langsung memanjat tiang dan memasang talinya kemabli.
Kejadian-kejadian seperti harus diantisipasi dalam persiapan dan gladi bersih sehingga tidak menjadi gangguan saat upacara bendera berlangsung.
Sementara untuk tali bendera yang putus sudah diganti sehingga upacara penurunan bendera di stadion Sriwedari Solo dapat berlangsung dengan baik tanpa gangguan.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-77. Jaya selalu Indonesiaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H