Berbagai pengalaman pahit telah dialami bangsa Indonesia dengan penjajahan. Namun pengalaman itu telah membuat kita menjadi lebih kuat saat ini.
Sebagai bangsa yang sudah merdeka selama 77 tahun, tentu pengalaman keterjajahan tersebut bukan lagi kita lihat sebagai derita yang harus ditangisi secara terus-menerus. Kita sudah harus lebih jauh memberi makna kepadanya sambil menjadikan pengalaman itu sebagai bahan pembelajaran sekaligus guru yang mangajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan kepada kita sebagai sebuah bangsa yang sudah merdeka dan berdaulat.
Pengalaman-pengalaman pahit itu harus menjadikan kita sebagai bangsa yang lebih kuat dan maju dalam segala bidang kehidupan.
Maka dengan jiwa besar, kita juga perlu mengidentifikasi berbagai nilai positif dari pengalaman keterjajahan itu. Sebab dari pengalaman yang paling menyakitkan atau paling pahit sekali pun, kita bisa mengambil atau memetik beberapa hal positif dari sana.
Pengalaman dijajah memang tidak mengenakan. Sebab di dalamnya kebebasan kita sebagai manusia dipasung. Kehendak bebas kita sebagai pemilik negeri ini hilang dan yang ada hanya kepentingan negeri penjajah.
Pengalaman penjajahan masa lalu secara garis besar terbingkai dalam dua bentuk yakni kolonialisme dan imperialisme.
Tentu saja dua-duanya berbeda dalam sistem dan caranya. Kolonialisme merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh negara-negara penguasa dalam rangka menguasai suatu daerah maupun wilayah untuk bisa mendapatkan sumber daya bagi mereka. Tentu saja penguasaan itu akan membawa banyak dampak negatif bagi bangsa yang dikuasai tersebut.
Sedangkan imperialisme adalah sebuah sistem dalam dunia politik yang memiliki tujuan menguasai negara lain untuk memperoleh kekuasaan maupun keuntungan dari negara yang dikuasainya.
Keduanya sama-sama memiliki dampak negatif bagi negara jajahan. Pengalaman negatif itulah yang dialami bangsa kita.
Namun kita juga perlu sedikit memberi ruang bagi beberapa nilai positif dari kolonialisme dan imperialisme masa lalu terhadap kemerdekaan negara kita.
Mengapa? Karena kisah kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945 tidak terlepas dari campur tangan beberapa bangsa Eropa yang pernah datang ke Indonesia.
Dari sejarah kita mendapat informasi bahwa bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya terutama rempah-rempah dan cendana.
Sumber daya alam yang melimpah menjadi daya tarik bagi bangsa-bangsa Eropa.
Maka dalam sejarah bangsa kita, ada beberapa bangsa Eropa yang menjajah bangsa kita dengan maksud untuk mengeruk kekayaan kita dengan berbagai cara untuk kemuliaan bangsa mereka. Bangsa-banga itu adalah Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Meski demikian ada 5 sisi positif yang kita peroleh dari kolonialisme dan imperialisme barat atau Eropa atas bangsa kita
Pertama, dengan adanya penjajahan berupa kolonialisme dan imperialisme kita menjadi tahu, dijajah itu sangat tidak mengenakan. Kita belajar untuk tidak menjadi penjajah di masa yang akan datang.
Ketegasan dan kegigihan bangsa Indonesia dalam menantang penjajahan terungkap jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea pertama. Bagi bangsa kita, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Kedua, kedatangan bangsa Barat ke negara kita telah memberikan banyak perubahan pada kehidupan masyarakat pada umumnya waktu itu. Banyak sekali peninggalan Bangsa Barat yang ada hingga saat ini, sebagai contoh pendidikan.
Politik balas budi yang dilancarkan oleh pihak Belanda akhirnya memberi keuntungan karena  beberapa putra terbaik kita mulai mengenyam pendidikan. Hasilnya banyak cedekiawan lahir dan mulai menyadari keterjajahan bangsa kita.
Apa yang kemudian terjadi adalah mereka memperjuangkan kemerdekaannya. Sebelum adanya pendidikan, perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan masih bersifat kedaerahan. Masih terpecah-pecah dan sendiri-sendiri. Belum terorganisir dengan baik sehingga gampang dipatahkan oleh Belanda dengan politik memecah belahnya (devide et in pera).
Terhitung sejak organisasi Budi Utomo dideklarasikan oleh para pemuda dengan sumpah mereka yang dikenal dengan sumpah pemuda, gerakan untuk merebut kemerdekaan mulai masif. Gerakan-gerakan rakyat mulai lebih teroganisir dan berpola.
Semakin banyak kaum terpelajar pribumi, kemerdekaan sebagai sesuatu yang niscaya semakin dekat dengan bangsa kita.
Seandainya tidak ada politik balas budi dari Belanda, bangsa kita tidak mungkin belum bisa mencapai kemerdekaan. Mengapa? Sebab kita masih terkungkung dalam kebodohan sehingga kita mudah diadu domba dan terpecah belah. Â Dalam situasi dan keadaan seperti itu, tidak mungkin kita bisa mencapai kesepakatan untuk menjalin persatuan dan kesatuan sebagai sumber kekuatan kita.
Ketiga, bangsa barat yang datang juga membawa perubahan dari sisi pemerintahan kita. Sistem pemerintahan yang mulanya berbentuk kerajaan berubah bentuknya ke republik atau negara kesatuan.
Banyak juga produk-produk hukum bangsa kolonial yang masih kita gunakan sampai saat ini.
Keempat, dari sisi ekonomi, tanah-tanah yang dulunya menjadi milik raja-raja kemudian dialihkan menjadi milik pemerintah. Karena tanah milik pemerintah maka warga masyarakat wajib membayar pajak kepada pemerintah.
Sistem dan sarana transportasi seperti kereta api, jalan raya dan beberapa sarana lain masih kita pertahankan hingga saat ini adalah warisan kolonial.
Kelima, dari sisi budaya banyak warisan bangsa barat yang cukup mempengaruhi kebudayaan kita. Budaya barat yang mempengaruhi bangsa kita bisa dilihat dalam arsitektur, cara berpakaian, musik, dan beberapa hal lain yang masih kita hidupi hingga saat ini.
Meski mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, tetapi tentunya semuanya tidak langsung secara mudah diterima oleh masyarakat. Semua itu disesuaikan kembali dengan budaya lokal sehingga menghasilkan budaya baru. Tetapi pengaruhnya tetap ada.
Itulah lima hal positif yang kita peroleh dari masa-masa pahit kita sebagai bangsa yang pernah dijajah.
Semua itu ditampilkan bukan karena kita suka dijajah atau dengan kata lain penjajahan itu baik. Bukan. Sekali lagi bukan. Penjajahan itu melawan hak asasi manusia. Penjajahan juga menurunkan harkat dan martabat manusia.
Namun, bukankah telah menjadi jelas bahwa dari setiap peristiwa yang menyakitkan, menyedihkan, atau apa pun itu selalu ada sisi positif yang mempengaruhi hidup kita selanjutnya? Jadi selain sisi negatif, sisi positif dari peristiwa tersebut perlu diangkat.
Salam Merdeka! Digahayu Republik Indonesia yang ke-77. Jayalah selalu bangsa dan tanah airku. Merdeka, Merdeka, Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H