Menanggapi apa yang disampaikan Pak Mahfud, Reza Indragiri Amriel, pakar psikologi forensik lulusan UGM dan Universitas Melbourne, mencoba menafsirkan maksud Mahfud Md. Ia menjelaskan bahwa soal faktor psyco-hierarchical itu merujuk pada psikologi orang-orang di lembaga kepolisian. Semacam ada satu tembok diam (wall silence) yang membuat orang-orang ini akan "tutup mulut" untuk menutupi borok atasannya karena mereka sadar hierarki.
Lebih lanjut dikatakan bahwa budaya wall silence di dalam kepolisian ini yang menyebabkan adanya kecenderungan menutup rapat-rapat kasus aib internal dan budaya senioritas dapat mempengaruhi pengungkapan kasus ini.
Walau demikian, peristiwa yang telah menjadi komsumsi publik ini harus diungkapkan karena ini mempertaruhkan kredibilitas lembaga besar institusi kepolisian.
Siapakah dirigen sesungguhnya dari kasus penembakan Brigadir Yosua, nanti akan diungkapkan dalam penyidikan kasus ini ke depannya.Â
Semoga fakta-fakta baru yang ditemukan baik dari tempat kejadian atau pun dari hasil pendalaman kasus dari saksi-saksi kunci bisa mengungkapkan dirigent utamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H