Presiden Jokowi telah berangkat dari Polandia menuju Ukraina dengan kereta, jam 9 malam waktu Polandia ( Selasa, 28/6/2022) bersama rombongan terbatas.
Media-media mainstream telah mewartakan bahwaMisi yang dibawa orang nomor satu Indonesia ini pun tidak main-main. Misi yang bagi sebagian orang imposible, misi perdamaian.
Di pundaknya ada satu tugas atau misi yaitu mendamaikan Ukraina dan Rusia yang telah bertikai hampir 5 bulan.
Presiden membawa amanat UUD 1945 yaitu ikut menciptakan perdamaian dunia.
Apakah misi ini berhasil atau tetap menemui kebuntuan tergantung kepada pola komunikasi yang dibangun Presiden dengan pimpinan kedua negara yang akan dikunjungi ini.
Kita tahu bahwa perang berkepanjangan ini bukan saja menimbulkan korban jiwa yang mengerikan tetapi juga menimbulkan goncangan bagi hampir semua negara di dunia.
Amerika berada di tepi jurang resisi. Srilangka terancam menjadi negara gagal. India menahan ekspor gandumnya. Belum lagi masalah gas dan BBM yang naik begitu tajam di berbagai negara akibat perang ini.
Gangguan dan ancaman yang sebelumnya telah ada akibat pandemi covid 19, semakin diperparah oleh perang berkepanjangan antara kedua negara.
Kita yakin saja bahwa niat yang tulus yang dibawa oleh Sang Presiden Republik ini bisa mencairkan hubungan antara kedua negara yang sedang bertikai.
Kalau mau melihat posisi Indonesia bagi kedua negara memang sangat strategis. Sejak perang ini berkecamuk posisi kita memang netral. Akan tetapi netralitas kita ditunjukkan dengan berbagai manuver aktif untuk menemukan cara-cara baru untuk mendamaikan keduanya.
Presiden Jokowi berangkat ke Ukraina setelah menghadiri rangkaian pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Jerman.
Dari Jerman Presiden menggunakan pesawat menuju Polandia, kemudian melanjutkan ke Ukraina menggunakan Kereta Api.
Setelah bertemu Zelenski, Presiden pun akan melanjutkan perjalanan ke Rusia untuk bertemu Vladimir Putin.
Tentu saja misi perdamaian yang dibawa Kepala Negara kita, merupakan misi perdamaian dari seluruh dunia.
Kita mengharapkan perdamaian lekas tercipta antara kedua negara agar keadaan dunia tidak semakin terpuruk.
Apalagi dunia baru saja mulai pulih dari pandemi covid-19 yang begitu menyengsarakan dan mambatasi pergerakan orang dari negara ke negara, dari kota ke kota, bahkan dari kampung ke kampung.
Misi perdamaian ini sendiri mempunyai tujuan yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia dalam tiga hal berikut.
Pertama, Indonesia akan menunjukkan kepada dunia bahwa netralitasnya bukanlah netralitas yang pasif. Negara kita tetap aktif untuk menciptakan perdamaian dunia. Dan ini bagus bagi langkah-langkah konkrit kita ke depan sebagai sebuah bangsa.
Dengan tindakan ini, Indonesia pun mau menunjukkan bahwa Indonesia tidak terkesan absen dan permisif atas konflik yang sedang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Kedua, dengan upaya perdamaian yang dilakukan dengan kunjungan ini Indonesia mau menunjukkan kepeduliannya terhadap berbagai isu kemanusiaan, serta memberikan kontribusi mengenai krisis pangan akibat perang.
Sebelumnya diketahui bahwa akibat perang ini, pasokan bahan pokok di negara-negara di dunia mengalami gangguan yang cukup signifikan. Akibatnya harga barang-barang semakin mahal serta menyebabkan inflasi meningkat tajam negara berkembang dan berpenghasilan rendah.
Konflik ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global, karena itu Indonesia juga penting untuk membawa misi tentang pangan dan energi.
Kita juga tahu bahwa negara-negara Afrika sangat terpengaruh oleh krisis akibat perang ini dimana harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk, semakin melonjak.
Bila konflik ini tidak segera diatasi dan dicari jalan untuk mendamaikan kedua negara bertikai, maka bisa krisis dunia ini akan semakin parah.
Ketiga, upaya dan misi perdamaian yang dibawa Presiden adalah untuk memaklumkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara pencintai damai.
Bangsa Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi akan kemanusiaan dan memang sejak dahulu Indonesia memiliki jati diri sebagai negara yang cinta akan perdamaian.
Beberapa pengamat menilai bahwa kunjungan ini bagaikan mission imposible karena tentu Rusia melalui Putin tidak serta merta menghentikan invasinya.
Tetapi setidak dua negara yang sejak perang ini berkecamuk masih diam-diaman bisa dijembatani oleh Presiden Jokowi dengan lawatan kepada kedua negara ini.
Selamat berjuang Pak Presiden. Seluruh rakyat Indonesia mendukung misimu ini dengan harapan dan doa, semoga misi perdamaian yang Kau bawa berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H