Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wangi Ganjar yang Memabukan Bagi Partai-partai Politik jelang Pemilu 2024

12 Juni 2022   18:52 Diperbarui: 12 Juni 2022   19:10 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sumber: Kompas.com

Pemilu 2024 masih cukup jauh. Tetapi manuver-manuver partai politik sudah cukup masif. Mereka bergerilya mencari Capres pengganti Jokowi yang oleh UU tidak lagi diperkenankan mencalonkan diri.

Partai-partai politik ini tentu telah banyak belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dalam memilih calon.

Di sinilah peran lembaga-lembaga survey mendapat peranan. Terutama lembaga-lembaga survey yang telah terbukti rekam jejaknya dalam dunia survey capres-copras ini.

Beberapa nama yang telah masuk dalam radar survey lembaga-lembaga survey ini adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subyanto, Erick Tohir, Andika Perkasa, dan Puan Maharani.

Nama-nama ini memang cukup santer digadang-gadang bakal menggantikan posisi Presiden Jokowi di 2024.

Hasil survei berbagai lembaga memperlihatkan, elektabilitas Ganjar mengungguli sejumlah nama besar lainnya, seperti yang telah disebutkan di atas.

Misalnya baru-baru ini lembaga Survey Poltracking membuat survey tentang Capres dan cawapres yang ternyata menempatkan Ganjar Pranowo dan Erick Tohir di atas beberapa pasangan lain yang juga disurvei pada waktu yang sama.

Berdasarkan survei tersebut, Ganjar berhasil meraih elektabilitas tertinggi dengan raihan persentasi 30,6, disusul Prabowo dengan elektabilitas 26,8 dan Anies dengan elektabilitas 19,8.

Survei yang dilaksanakan pada 16-22 Mei 2022 ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden 1.220 orang.

Sementara itu survey lain yang dilakukan lembaga survey SMRC pada 10-17 Mei lalu juga menunjukan Ganjar mengungguli para kompetitornya yang lain.

Tentunya catatan ini akan menjadi pertimbangan partai-partai dalam menentukan bakal calon presiden mereka.

Hasil-hasil survey ini menjadi wewangian yang baunya bisa memabukan partai-partai politik.

Selain hasil-hasil survey yang selalu menempatkan Ganjar di atas para pesaingnya, berbagai kelompok masyarakat pun tidak ketinggalan dalam hal dukung-mendukung ini.

Sejauh mana dukungan masyarakat terhadap Gubernur Jawa Tengah tersebut?

Salah satu komunitas yang menamakan diri Komunitas Perajin Anyaman dan komunitas tradisional di Bali telah menyatakan dukungannya kepada Ganjar Pranowo untuk maju ke Pilpres 2024.

Mereka telah melakukan deklarasi dukungannya serta menyatukan suara dan mempererat genggaman dalam mendukung Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.

Sementara itu ribuan relawan emak-emak pendukung Ganjar Pranowo di Jabodetabek telah dengan suara bulat menyatakan dukungan kepada sang gubernur.

Mereka berharap dukungan yang diberikan menjadi pembelajaran pendidikan politik bagi perempuan yang bermanfaat untuk agama, negara, dan keluarga.

Emak-emak yang terdiri dari pedagang, ibu rumah tangga, petani, swasta dan lainnya mengikuti kegiatan deklarasi, diselingi dengan pembagian bantuan bahan pokok dan olah raga bersama.

Kelompok-kelompok masyarakat tersebut telah secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Ganjar.

Masih banyak silent group yang belum secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Pak Ganjar, namun telah menyusun kekuatannya di balik layar perpolitikan tanah air.

Belum lagi, kelompok-kelompok pendukung Jokowi yang selama ini selalu setia memberi dukungan kepada sang Presiden. Mereka tinggal menunggu ke mana Jokowi mengarahkan pilihannya.

Dan dalam beberapa kesempatan Presiden Jokowi telah menunjukkan gelagat pilihannya yang lebih condong kepada Ganjar.

Rebutan partai-partai politik

Wewangian yang ditebarkan Ganjar Pranowo lewat manuver dan juga survey lembaga-lembaga survey memang sangat memabukan bagi partai-partai politik di Indonesia.

Sebelumnya Ganjar sudah juga masuk dalam radar partai Nasdem yang sebentar lagi akan mengadakan rakernas.

Baca:https://www.kompasiana.com/oka_julius/6275152c259d5c096b14f022/menakar-calon-presiden-dari-rakenas-partai-nasdem

Kini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN juga terang-terangan membuka kemungkinan untuk mengusung Ganjar di pilpres.

Yang tidak berminat terhadap Ganjar adalah partai-partai yang memang sejak dulu sudah mempunyai calonnya sendiri. Sebut saja partai Demokrat, Gerindra, PKB, PKS, dan beberapa partai lain bisa saja membentuk koalisi dengan partai-partai di atas.

Kita masih menunggu manuver-manuver politik dari partai-partai ini.

Bagaimana Sikap PDIP melihat kadernya masuk dalam radar partai lain?

PDIP adalah partai pendukung Ganjar pranowo ketika maju sebagai calon gubernur di Jawa Tengah baik di periode pertama maupun di periode kedua lalu.

Sebagai partai pendukung Ganjar, mereka pasti tidak mau kadernya diembat partai lain.

Walaupun demikian partai pendukung Ganjar ini sepertinya masih ogah-ogahan terhadapnya.

Hal ini terlihat dari banyak kririkan terhadap Ganjar dengan berbagai sentilan mulai dari katanya pemimpin medsos, kemajon, kemlinthi dan lain-lainnya lagi.

Pemicunya adalah para elit partai yang tidak puas terhadap berbagai manuver Ganjar beberapa waktu belakangan ini (yang diklaim sebagai manuver untuk mengerek simpati rakyat untuk menjadi calon presiden).

Meski demikian, Ganjar bergeming dan berdalih bahwa ia tidak sedang bermanuver melainkan sedangkan menjalankan tugasnya sebagai gubernur.

Salah satu alarm keras datang dari Ketua Umum partai berlambang Kepala Banteng tersebut, Megawati.

Ia sendiri mewanti-wanti Ganjar agar fokus pada pekerjaannya sebagai gubernur dan jangan mengurusi hal-hal lain yang bukan wewenangnya (baca: Capres).

Kelihatannya PDIP lebih menginginkan Puan menjadi Capres dari pada Ganjar.

Tetapi melihat elektabilitas Puan tentu PDIP akan mempertimbangkan banyak hal sebelum benar-benar menentukan pilihan mereka.

Walaupun PDIP masih ogah-ogahan kepada Ganjar tapi mereka bereaksi sangat keras ketika Ganjar mulai dilirik partai lain.

Lihatlah dan dengarkan apa yang dikatakan oleh Hasto Kritiyanto ketika kader mereka masuk dalam radar partai lain.

Ia dengan tegas mengatakan bahwa tugas partai-partai adalah menggembleng kadernya sendiri, bukannya merebut kader partai lain.

Pernyataan keras ini dilontarkan saat mengetahui ada partai (baca: KIB) lain menginginkan Ganjar menjadi Capres mereka.

Dari pernyataan Hasto ini, PDIP seolah-olah memberi kode keras bagi partai-partai lain agar tidak boleh mengambil kader partai lain.

PDIP tidak ingin kadernya dicaplok oleh partai lain, apalagi kader-kader potensialnya seperti sang Gubernur Jateng ini.

PDIP bagaikan kebakakaran jenggot ketika ada partai lain menyenter kader mereka.

Kita tahu, sudah dua periode PDIP memegang kekuasaan. Mereka tidak mau bila kekuasaan beralih kepada partai lain. Karena segala cara pasti akan ditempun untuk mempertahankan status quo mereka.

Okelah, sekarang kembali kepada Ganjar. Pesona dan kharisma Ganjar memang telah membius partai-partai. Tetapi yang kita harapkan adalah bukan sekedar wewangian yang membuat halu. Akan tetapi nantinya bisa ditunjukan lewat kinerja yang benar-benar nyata sehingga keadilan dan kemajuan bangsa ini juga bisa terus diperjuangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun