Pendidikan Pancasila merupakan langkah maju menguatkan kembali profil Pelajar Pancasila yang dikampanyekan oleh Kemendikbudristek.
Ada enam profil pelajar pancasila yaitu beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Dengan diajarkan Pendidikan Pancasila di dunia pendidikan, profil pelajar Pancasila dari anak-anak kita kembali menguat dan mampu menjadi pembeda dengan bangsa-bangsa lain.
Kita tidak alergi terhadap nilai-nilai baru dari dunia luar. Nilai-nilai itu juga sangat penting untuk kemajuan bangsa kita. Tugas Pancasila hanya menjadi filter untuk menyaring nilai-nilai itu agar sesuai dengan karakter dan budaya bangsa kita.
Jangan sampai kita lengah dan menjadi kebablasan oleh berbagai isu radikalisme yang merongrong kebangsaan kita.
Survey Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020 sebagaimana dilansir dalam beberapa media online menyebut bahwa hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka.
Itu artinya, sebanyak 39 persen responden menganggap Pancasila tidak lagi penting dan relevan.
Dari 31 persen responden tersebut, 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya.
Sementara itu, beberapa tahun sebelumnya tepatnya di tahun 2018, LSI juga melakukan sebuah survey dan menemukan bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018.
Ini adalah suatu keadaan yang memprihatinkan. Karena itu, terobosan untuk mengembalikan pancasila kepada kedudukannya sebagai ideologi, falsafah dan pandangan hidup bangsa menjadi sangat mendesak saat ini.