Para pemain Thailand begitu bebas memainkan bola dan selalu memborbadir  pertahanan kita.
Thailand dengan sangat berani melakukan pengepungan terhadap pertahanan Indonesia.
Sementara anak-anak asuh  Shin Tae-yong lebih banyak melakukan umpan-umpan panjang yang terbukti tidak efektif karena selalu direbut pemain lawan. Selain itu para pemain kita pun seringkali banyak melakukan salah umpan.
Namun tidak berarti kita tidak mempunyai peluang. Sebenarnya kebangkitan Indonesia sudah mulai terlihat di 15 menit menjelang akhir babak kedua.
Tetapi beberapa peluang emas yang diperoleh tim garuda muda selalu digagalkan oleh Kawin, penjaga gawang Thailand.
Sampai selesai babak kedua, kedudukan kedua tim masih imbang. Dengan kedudukan ini memaksa kedua tim melaju ke babak tambahan waktu.
Barulah di 5 menit babak tambahan waktu tercipta sebuah gol untuk tim lawan. Weerathep Pomphan langsung menghujam gawang Indonesia dengan tendangan kaki kanan yang keras setelah memanfaatkan kesalahan para pemain bertahan kita dalam mengantisipasi bola umpan.Â
Indonesia akhirnya harus tertinggal 1-0 dari Thailand. Dan gol ini merupakan satu-satunya gol yang tercipta pada pertandingan ini.
Di babak kedua tambahan waktu tidak terjadi gol tetapi beberapa provokasi yang dilakukan pemain Thailand menghasilkan 3 kartu merah untuk Indonesia dan 1 kartu merah untuk Thailand.
Ini merupakan sebuah kerugian sebab Indonesia masih sekali lagi bertanding memperebutkan medali perunggu menunggu hasil pertandingan Vietnam vs Malaysia.
Dengan terhentinya Indonesia di semifinal ini ada sebuah sejarah yang tercipta. Sejak 1991 Indonesia tidak lagi memperoleh medali emas di cabang sepak bola Putra.