Shin Tae-yong mempunyai tugas berat ke depannya bila masih terus dipertahankan menjadi pelatih timnas. Pasalnya satu pekerjaan berat yang belum dituntaskannya yaitu pembenahan mental pemain.
Selain itu, Sang arsitek bola asal Korsel ini mesti membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan polits dari para penguasa dalam sepak bola.
Shin Tae-yong harus bisa membedakan mental pemain Indonesia dengan pemain Korea Selatan, sehingga bisa meramunha menjadi senjata yang ampuh.
Shin Tae-yong harus kembali kalah dari Alexander Poltkin, pelatih berdarah Brazil yang membidani permainan pemain-pemain Thailand.Â
Sekedar membangkitkan kembali memori informatif kita bahwa pelatih yang sama itulah yang telah mengantarkan Thailand merebut piala AFF 2020 dengan membantai Indonesia  di final dengan sistem permainan tandang-kandang.
Jalannya pertandingan malam ini
Pada babak pertama kedua tim bermain dengan seimbang. Kedudukan Indonesia-Thailand di babak pertama masih 0-0.
Kedua tim masih sangat berhati-hati. Beberapa peluang diperoleh tim Garuda, meskipun masih gagal.
Kehati-hatian ini wajar sebab ini adalah fase gugur di mana tim yang kalah langsung out.
Memasuki pertandingan babak kedua, para pemain kedua tim masih saling menjajaki kekuatan lawan. Meskipun Thailand unggul dalam penguasaan bola.
Thailand bahkan sudah berani menerapkan garis pertahanan yang lebih tinggi di babak kedua ini dan membuat tekanan lebih kepada para pemain Indonesia.