Keragaman itu tercermin dalam banyak hal. Selain agama, budaya, dan etnis, cara hidup dan mental pun jelas berbeda satu sama lain.
Jadi menyeragamkan satu model pendidikan dari sabang sampai Merauke merupakan sebuah kekeliruan. Makanya perkembangan dunia pendidikan kita seolah-olah berjalan di tempat. Padahal banyak gebrakan telah diupayakan pemerintah agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain.
Sebetulnya tugas pemerintah adalah cukup memberi perhatian serius pada pendidikan di daerah-daerah 3 T ini. Bila perlu daerah-daerah itu tidak perlu kartu-kartu yang banyak itu. Gratiskan saja pendidikannya dan lengkapkan sekolah-sekolahnya dengan fasilitas dan guru-guru yang kompeten. Dan mari kita lihat hasilnya.
Pada prinsipnya pendidikan yang bermutu tidak tiba-tiba muncul dari langit. Atau dengan mengucapkan mantra abrakadabra, semuanya langsung jadi.
Pendidikan yang bermutu harus didesain dan dibranded sehingga kualitasnya teruji.
Saya sangat tertarik dengan sebuah artikel yang dibagikan oleh seorang teman di salah satu wa group kami yang berjudul, "Mengapa Pendidikan Kuba sangat Maju".
Dengan rasa penasaran tinggi, saya mulai membaca artikel tersebut. Kuba merupakan sebuah negara kecil di selat Karibia. Sebelum tahun 1959, pendidikan Kuba jauh terbelakang.
Namun setelah revolusi berhasil menggulingkan kepemimpinan diktator saat itu yang lebih pro AS, dalam dua tahun mereka berhasil memberantas buta huruf di negara itu. Dan setelah itu, pendidikan mereka menjadi baik, bahkan terbaik di antara negara-negara Amerika Latin.
Ada beberapa kunci keberhasilan mengapa pendidikan di negara Fidel Castro itu menjadi terbaik di antara negara-negara Latin.
Pertama, pemerintah Kuba menerapkan pendidikan gratis untuk semua warga negaranya. Baik yang kaya maupun yang miskin memperoleh model pendidikan yang sama dengan kualitas yang sama pula.
Kedua, fasilitas dan sistem belajar yang terbaik.Â