Sekali lagi kita boleh bertanya, apakah Marshel bersalah?
Kita menunggu hasil pemeriksaannya. Karena ini adalah panggilan pertamanya untuk memenuhi panggilan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sebagai saksi.
Namun dari kasus Marshel ini, harus diakui memang menjadi publik figur itu tidak mudah.
Ada azas kepatutan yang harus ditaati. Sebab semua tindakan, ucapan, atau apa pun itu yang berhubungan dengan si publik figur selalu dinilai dan mempunyai dampak besar terhadap fans dan juga seluruh masyarakat.
Sebenarnya sedehana saja masalahnya. Bila ingin hidup tenang jangan jadi publik figur. Sebab tidak ada yang tersembunyi bila seseorang telah menjadi publik figur.
Namun bagaimana jika sudah terlanjur ketahuan seperti kasus Marshel?Â
Kalau merasa itu telah mengganggu kenyamanan publik, harus ada pengakuan terus terang untuk kekhilafan yang sudah dibuat itu di depan publik sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai publik figur.
Memang pengakuan itu akan membawa dampak negatif bagi pribadi yang bersangkutan. Akan tetapi belajarlah dari kasus-kasus terdahulu yang melibatkan para artis.
Para netizen biasanya akan cepat lupa dengan "dosa" para selebritis, asalkan bisa dibayar dengan karya-karya yang jempolan di masa depan.
Dengan mengakui "kesalahan" yang dibuat, sebenarnya sang publik figur mau mengakui juga bahwa dia adalah manusia. Sebagai manusia tentu tidak pernah luput dari salah dan kelalaian.
Marshel Widianto adalah sisi kemanusiaan publik figur kita yang rapuh. Para publik figur juga manusia. Itulah yang dapat kita petik dari kasus Marshel.