Melonjaknya harga BBM dunia berimbas pada kenaikan harga BBM di Indonesia yang mau tidak mau harus disesuaikan dengan harga BBM dunia terutama BBM non subsidi.
Kenaikan ini mengharuskan pemerintah dan DPR cepat-cepat menaikkan harga BBM non subsidi yaitu Pertamax.
Sebelumnya, kepada detik.com, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah memastikan harga Pertamax naik pada 1 April 2022.
Ahok mengatakan, harga Pertamax ini nantinya akan lebih rendah dari harga BBM sejenis yang dijual kompetitor Shell. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak terlalu berat. Di sisi lain, SPBU swasta tak mengerek harga terlalu tinggi.
Sejumlah pihak menyebutkan, apabila harga Pertamax tidak dinaikkan, maka Pertamina akan jebol atau mengalami kerugian.Â
Sebab harga asumsi crude oil (minyak mentah) di APBN hanyalah 63 dollar AS perbarrel. Sementara sekarang ini harga minyak mentah dunia per barrel sudah 98 atau 100 dollar AS.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kepada para wartawan sebagaimana dikutip Kompas.com, menyebutkan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling lambat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga keekonomian atau batas atas BBM RON 92 jenis Pertamax bisa menembus Rp 16.000 per liter pada April 2022.
Di antara negara-negara Asia Tenggara, harga BBM di Indonesia masih tergolong di bawah harga BBM mereka per liter-nya kecuali Malaysia yang BBM-nya masih disubsidi pemerintah.
Di Thailand misalnya, harga bensin E20, Ron 91, dan 95 Â berada di rentangan harga Rp 16.000 -- Rp 17.000, an. Sedangkan di Singapura, bensin Ron 95 dan 98 berada di kisaran harga Rp 32.341 per liter dan Rp 37.537.
Sementara di Malaysia, bensin RON 95 harganya Rp 6.990 per liter, bensin RON 97: Rp 13.075 per liter.