Menggelar Konser berskala besar bukanlah sebuah perkara gampang di tengah situasi dunia yang masih diliputi oleh pandemi Covid-19.
Meski demikian itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memastikan mega konser yang akan digelar di Jakarta November tahun ini.
Tentu harapannya, ada efek domino yang bisa kita dapat dari mega konser ini.
Kita sudah mahfum bersama, dunia online sudah menyentuh hampir seluruh sendi kehidupan manusia abad ini. Aktivitas apa saja yang dilakukan manusia dilakukan secara online.
Situasi pendemi justru membuka peluang lebih besar bagi dunia online. Dengan pandemi, pertemuan-pertemuan besar yang dulunya harus dilakukan dengan cara tatap muka dan menghabiskan ongkos yang sangat banyak, kini dilakukan dengan online (baca: virtual).
Pandemi juga memunculkan banyak kreativitas baru manusia. Konser musik musik misalnya, dilakukan secara online (virtual).
Keuntungan dari video-video konser virtual para musisi di youtube bisa meraub jutaan viewers yang artinya cuan yang mereka dapat pun akan bertambah.
Meski adalah sebuah bentuk kreativitas para musisi yang patut diapresiasi, tetap saja pandemi membuat para musisi dan pegiat musik meradang. Sebab tentu saja cuan yang diterima tidak sebesar bila konser-konser itu dilakukan secara off line dengan para penonton yang berjubel.
Di samping itu, bagi para artis dan penyanyi perjumpaan dengan fans merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan paling utama kalau boleh kita berpendapat.
Konser virtual menarik. Tetapi lebih menarik adalah konser offline seperti yang sudah terjadi selama ini di masa sebelum pandemi.