Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Ini 4 Pangan Lokal NTT yang Bisa Dimanfaatkan Guna Mencegah Stunting

14 Maret 2022   20:57 Diperbarui: 16 Maret 2022   21:01 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konseling PMBA dari Save The Children di NTT sebelum pandemi Covid-19. (DOK.Save the Children via kompas.com)

Kalau ada acara adat atau kumpul keluarga, bisa bawa beras satu karung, hewan yang besar-besar dan juga uang yang banyak. Meski itu hasil dari utang atau pinjam. 

Mirisnya, ada keluarga yang setiap hari cuma makan sekali, tetapi kalau ada acara adat selalu di depan demi menjaga gengsi dan supaya tidak malu.

Ini problem besar dan kendala untuk mengatasi masalah stunting di daerah terutama di daerah-daerah NTT.

Sebenarnya, banyak sekali pangan lokal yang tidak mahal-mahal yang bisa dilirik untuk mengatasi stunting.

Pangan-pangan lokal itu, yakni Kelor (Marungga), Ubi kayu, Pisang, dan Kacang hijau.

1. Kelor (Marungga)

Tanaman marunggu atau kelor memiliki nutrisi yang super lengkap. Akan tetapi selama ini dipandang sebelah mata.

Masyarakat NTT baru mulai membudidayakannya beberapa tahun terakhir, namun terkendala oleh pemasarannya yang tidak jelas.

Sumber Gambar: insanbumimandiri.org
Sumber Gambar: insanbumimandiri.org

Namun yang paling penting adalah kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi ada di daun kelor yang segar.

Berdasarkan data Kemenkes RI (TKPI), setiap 100 gram "Daun kelor, segar" mengandung 1.077 mg kalsium, 5,1 gram protein, 6,0 mg besi dan 4,2 mg niasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun