Kalau ada acara adat atau kumpul keluarga, bisa bawa beras satu karung, hewan yang besar-besar dan juga uang yang banyak. Meski itu hasil dari utang atau pinjam.Â
Mirisnya, ada keluarga yang setiap hari cuma makan sekali, tetapi kalau ada acara adat selalu di depan demi menjaga gengsi dan supaya tidak malu.
Ini problem besar dan kendala untuk mengatasi masalah stunting di daerah terutama di daerah-daerah NTT.
Sebenarnya, banyak sekali pangan lokal yang tidak mahal-mahal yang bisa dilirik untuk mengatasi stunting.
Pangan-pangan lokal itu, yakni Kelor (Marungga), Ubi kayu, Pisang, dan Kacang hijau.
1. Kelor (Marungga)
Tanaman marunggu atau kelor memiliki nutrisi yang super lengkap. Akan tetapi selama ini dipandang sebelah mata.
Masyarakat NTT baru mulai membudidayakannya beberapa tahun terakhir, namun terkendala oleh pemasarannya yang tidak jelas.
Namun yang paling penting adalah kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi ada di daun kelor yang segar.
Berdasarkan data Kemenkes RI (TKPI), setiap 100 gram "Daun kelor, segar" mengandung 1.077 mg kalsium, 5,1 gram protein, 6,0 mg besi dan 4,2 mg niasin.