Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Chairil Anwar: Anak-anak Sekolah akan Berziarah ke Kuburku dan Menabur Bunga

11 Februari 2022   17:59 Diperbarui: 11 Februari 2022   21:10 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun TBC berhasil merenggutnya pada 28 April 1949, tapi dalam masa hidupnya yang singkat itu, puluhan sajak, puisi dan prosa telah dihasilkan dan digubah baik itu yang original maupun saduran dan terjemahan. 

Puisi dan sajak yang dihasilkan mempunyai warna yang berbeda dan ternyata sangat mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia hingga kini. 

Ia telah menciptakan suatu terobosan dalam dunia kebahasaan secara khusus Bahasa Indonesia. 

Chairil Anwar adalah sosok sastrawan Indonesia yang sungguh-sungguh telah memakai kata-kata bukan sebagaimana terdapat dalam kamus tetapi sesuai dengan konteks. 

Bagi dia makna kata yang terdapat dalam kamus sering tidak dapat membantu orang dalam memahami sebuah kalimat dalam sebuah konteks. Karena bagi dia, pemahaman dan pemaknaan sebuah kata yang sejati baru akan berlangsung dalam kalimat dan konteks. 

Yang menarik dari Sang Maestro adalah membuat makna kata yang mati dalam kamus menjadi hidup dalam syair dan puisi-puisinya. 

Ludwig Wittgenstein pernah mengatakan, jangan tanyakan makna sebuah kata, tetapi tanyakan pemakaian (meaning in use). Chairil telah membuat satu gebrakkan baru dalam tata bahasa Indonesia yang kala itu masih sangat kaku dan statis. 

Karena itu wajar bila karya-karya sastra yang dihasilkan pada jamannya, nampak memiliki wajah yang berbeda dengan para sastrawan dan penyair sejamannya. 

Menurut Veven Sp. Wardhana (Tempo, 2000) pilihan kata yang dimanfaatkan Chairil menjadi pembeda dengan sastrawan seangkatannya. Di tangannya, bahasa Indonesia menjadi lebih hidup, labih punya validitas, labih cerdas, dan tiada ruang kosong di antara pilihan-pilihan kata itu. 

Terlepas dari berbagai tuduhan terhadap karyanya, menurut Supardi Djoko Damono, Chairil Anwar memang seorang penyair. Artinya, dia memperhatikan kata dan memberi gaya baru pada bahasa Indonesia.    

Chairil Anwar telah memakai sastra untuk membuat perubahan, suatu perubahan yang tidak terjadi hanya saat ini dan pada suatu masa tetapi suatu perubahan yang bersifat kontinu dan bahkan bisa dikatakan kekal, suatu perubahan di dalam masyarakatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun