Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akhirnya Seluruh Keluargaku Memperoleh Vaksin

7 Februari 2022   14:52 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 dosis ketiga yang akan disuntikkan kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi booster di Denpasar, Bali, Rabu (12/1/2022)(ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Senang sekali pekan ini kedua buah hati kami, yaitu yang tengah dan yang sementara menjadi bungsu divaksin di sekolah mereka. 

Sebelumnya kakak mereka yang sulung telah menerima vaksin tahap satu dan dua di SMA-nya. Walaupun ini vaksin tahap pertama untuk mereka, namun menjadi sangat berarti karena akhirnya seluruh anggota keluargaku menerima vaksin.

Di tengah ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi ini, vaksin sangatlah mendesak untuk anak-anak saya. Meskipun masih dalam ketidakpastian tetapi dengan vaksin, ada sedikit rasa aman di dalam diri dan menghapus ketakutan dan kekuatiran yang selama ini mendera. 

Vaksinasi bukanlah jaminan satu-satunya tetapi merupakan modal besar untuk menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak dalam mengikuti pembelajaran tatap muka.

Masih segar dalam ingatan ketika virus Corona mulai mewabah di akhir 2019 dan awal tahun 2020. Semua aktivitas lockdown. Meskipun di Indonesia tidak memakai istilah itu, tetap saja esensinya sama. Semua orang berdiam di rumah. 

Untuk pertama kalinya dunia modern terkunci. Adanya kesadaran global untuk sama-sama memerangi dan kalau bisa memutus rantai penyebaran virus yang menakutkan ini.

Perayaan-perayaan keagamaan seperti Paskah dan Idulfitri tidak dirayakan sebagaimana mestinya. Semuanya dilakukan secara online. 

Situasi saat itu mencekam plus dengan pemberitaan-pemberitaan media massa yang semakin menakutkan. Situasi mencekam ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2020 dan awal tahun baru 2021.

Perayaan Natal dan tahun dirayakan walapun dengan pembatasan-pembatasan yang cukup ketat dan pemberlakuan protokol kesehatan Covid-19 sangat keras.

Memasuki awal tahun 2021, penyebaran virus Corona makin luas. Daerah-daerah sona hijau semuanya menjadi merah. Laporan kasus penularan dan kematian semakin mengkuatirkan. Karena itu, ketika mulai ada vaksinasi masal menjadi sebuah berita yang menggembirakan.

Awal mula vaksinasi pun ada perasaan ketar-ketir. Mau vaksin atau tidak, para Nakes dan orang-orang pemerintahan menjadi prioritas utama vaksinasi karena mereka adalah pelayan publik yang setiap hari bertemu dengan orang banyak. Setelah selesai para petugas garda depan kesehatan, maka mulailah masyarakat kebanyakan.

Banyak orang masih enggan untuk vaksin termasuk saya, tetapi puskesmas-puskesmas dan rumah-rumah sakit setiap hari penuh sesak dengan orang yang ingin divaksin.

Saya dan beberapa teman yang pada awalnya menolak vaksin akhirnya luluh dengan rayuan dan "pakasaan" terus-menerus dari teman-teman untuk vaksin.

Pada akhirnya saya menerima vaksin tahap pertama. Setelah vaksin tahap pertama, sebulan kemudian saya menerima lagi vaksin tahap dua. Lengkap sudah. Katanya untuk masyarakat biasa seperti saya cukup menerima dua vaksinasi. Itu saja sudah lengkap.

Memasuki awal 2022, ada lagi yang namanya vaksin booster. Awal mulanya pikiranku langsung terarah kepada sejenis vaksin baru. 

Ternyata oh ternyata saya salah. Itu bukan jenis vaksin baru melainkan vaksin tahap ketiga untuk memperkuat lagi imun tubuh yang sudah ada. Ini lebih ampuh menangkal virus corona dan varian-variannya yang kian banyak.

Kembali lagi pada masa setelah saya lengkap menerima vaksin satu dan dua. Setelah perjuanganku melawan rasa kuatir dan cemas serta takut untuk divaksin, saat itu saya mulai memberanikan diri untuk meyakinkan orang-orang di sekitarku untuk divaksin.

Modal untuk meyakinkan mereka adalah diri saya sendiri. Saya yang semula ragu dan takut tetapi akhirnya bersedia divaksin. 

Ternyata ketakutan saya selama ini karena tersugesti dari pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar tentang vaksin yang terus direcoki ke otak saya.

Memang ada beberapa kasus kematian akibat vaksin, namun itu mungkin disebabkan oleh penyakit bawaan yang diderita tanpa sepengetahuan orang itu.

Berkat kegigihan saya meyakinkan itulah, pada akhirnya istriku juga bersedia untuk divaksin di puskesmas terdekat.

Masih ada kekuatiran yang tersisa karena ketiga buah hatiku belum menerima vaksin. Padahal setiap hari, media massa selalu menyajikan berita-berita tentang anak-anak yang terkena Covid. 

Belum lagi banyak sekolah yang telah melakukan PTM terbatas  terpaksa kembali memberlakukan PJJ karena ada siswanya yang terkena covid.

Namun kekuatiran itu mulai berkurang ketika tahun ajaran baru dimulai dan ada berita bahwa anak-anak SMA dan SMP akan divaksin. Ini menjadi berita gembira karena sebagai orang tua, keselamatan anak-anak menjadi prioritas.

Apalagi, posisi kami berada di daerah perbatasan (Perbatasan dengan Tiles) menyebabkan rasa kuatir dan was-was menjadi berlipat-lipat.

Saudara, Covid telah menyebabkan anak-anak saya dan semua anak yang lain sudah terkunci selama hampir dua tahun dan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah. Akibatnya banyak terjadi penurunan capaian hasil belajar pada anak-anak. 

Oleh karena itu ada kehendak pemerintah untuk memberikan vaksin kepada anak-anak menjadi berita gembira. Hal ini agar segera terjadi pemulihan pembelajaran dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka. Anakku yang sulung sudah menerima vaksin lengkap dua dosis.

Kegiatan vaksinasi merupakan jawaban pemerintah kepada masyarakat agar kami para orang tua tidak ragu lagi dan menjadi lebih bersemangat memberi izin agar putra-putri kami bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.

Ini adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh anak agar bisa menghindarkan mereka dari terpapar virus Corona di mana pun mereka berada.

Pekan ini, anak-anak saya semua mendapat vaksin. Lengkap sudah seluruh keluargaku menerima vaksin. 

Terima kasih pemerintah telah memberikan vaksin gratis untuk kami masyarakat.

Masih menunggu vaksin booster di beberapa hari ke depan.

Salam sehat  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun