Seperti dalam tulisan terbaru Bambang Pamungkas di website resmi pribadinya, ada tiga kemungkinan yang terjadi dalam masalah mafia di tubuh sepakbola Indonesia ini, termasuk pengaturan juara yang sudah ditentukan setiap tahunnya. Yang pertama adalah hal itu adalah tidak benar. Yang kedua "bisa jadi" isu itu benar terjadi, namun tidak memiliki bukti yang otentik. Dan yang ketiga, isu itu benar terjadi dengan bukti otentik di tangan, namun mereka tak berani mengungkapnya ke hadapan publik.
Sepakbola selama ada dua kekuatan besar yang memperebutkannya akan selalu ada masalah-masalah yang tak mengenakan untuk didengar. Pihak-pihak manapun bisa saja melemparkan isu negatif yang dikemas dengan baik oleh media untuk memengaruhi pemikiran masyarakat sehingga menimbulkan kegaduhan seperti sekarang ini.
Intinya, jangan sampai isu mafia, suap pemain, liga setingan dan pengaturan skor selalu terjadi tanpa akhir yang jelas. Sehingga sepakbola selalu berakhir dengan keraguan dan hal-hal negatif yang berbau isu-isu di atas. Masyarakat tak bisa lagi menikmati sepakbola sebagai olahraga manusia yang penuh cerita.
Perbaikan perlu dilakukan dengan melakukan peningkatan kualitas para pengadil di atas lapangan. Ini yang jangan sampai terjadi secara berlarut-larut sehingga menimbulkan celah untuk terus saling curiga-mencurigai antar elemen penikmat sepakbola.
Dan media massa memang dengan mudah menggiring opini masyarakat sesuai dengan kepentingannya. Namun pada akhirnya Persija Jakarta memeng layak untuk juara musim ini. Tekanan dari Jakmania di awal musim membuat manajemen berbenah, dan perbaikan yang tepat terjadi di paruh musim dengan menambal beberapa kelemahan di putaran pertama. Selamat Macan Kemayoran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H