Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persija Melawan Kabar-kabar Kebencian

12 Desember 2018   16:47 Diperbarui: 12 Desember 2018   16:50 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi Peter L. Berger realitas tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi (Eriyanto, "Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi dan Politik Media"). Dari pernyataan seperti itu berarti realitas tidak pernah memiliki wajah aslinya, akan selalu ada perbedaan. Setiap orang akan memiliki tafsiran sendiri dalam menghadapi realitas. Pengalaman, prefensi, pendidikan dan lingkungan pergaulan akan menafsirkan realitas sosial dengan konstruksinya masing-masing.

Sementara itu dari Teori Hirarki Pengaruh Isi Media yang dilahirkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, menjelaskan tentang pengaruh terhadap isi dari suatu pemberitaan media dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengaruh internal pada konten media sebenarnya berhubungan dengan kepentingan pemilik media, individu wartawan sebagai pencari berita dan rutinitas organisasi media. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh pada konten media berhubungan dengan para pengiklan, pemerintah, masyarakat dan faktor eksternal lainnya.

Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi media, yaitu; Pertama, pengaruh dari individu pekerja media. Pemberitaan suatu media dan pembentukan konten media tidak terlepas dari faktor individu seorang pencari berita atau jurnalis; Kedua, pengaruh dari rutinitas media. Rutinitas media adalah kebiasaan sebuah media dalam pengemasan pola berita (proses pola pencarian berita); Ketiga, pengaruh organisasi media. 

Level ini berkaitan dengan struktur manajemen organisasi pada sebuah media; Keempat, pengaruh dari luar media. Pada pengaruh level ini biasa disebut dengan extra media level yang merupakan pengaruh pada isi media yang berasal dari luar organisasi itu sendiri. Contohnya pengiklan, kontrol dari pemerintah dan pangsa pasar dan teknologi; Kelima, adalah pengaruh ideologi. Diartikan sebagai kerangka berpikir tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya.

Dari penjelasan di atas bahwsanya media massa bukan saja menyampaikan informasi yang murni dari lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi, namun media massa juga mampu membentuk opini publik sesuai dengan kepentingannya. Media massa di sini dijelaskan bukan sebagai institusi yang memberikan fakta apa adanya.


Layakkah Persija Juara?

Opini sudah terbentuk sebagai liga setingan, namun khalayak juga perlu mencari alasan yang tepat seberapa layakkah Persija Jakarta juara Liga 1 pada tahun ini. Sebelum menjuarai kompetisi Liga 1, pada tahun ini Macan Kemayoran sudah menjuarai dua ajang pra musim. Yang satu sebuah turnamen di negeri jiran dan yang satu lagi adalah turnamen Piala Presiden.

Lantas fakta di atas lapangan seperti apa yang dapat ditemukan sebagai pengukuh bahwa Ismed Sofyan dkk., layak menjuarai kompetisi. Berdasarkan data dari LabBola, Persija merupakan tim paling banyak tidak kebobolan dalam satu pertandingan. Sebanyak 14 kali anak asuh Teco gawangnya tidak kebobolan. Dengan hasil itu, mereka pula menjadi tim paling sedikit kebobolan, sebanyak 36 kali. 

Penjaga gawang Macan Kemayoran pun paling banyak melakukan penyelamatan di kompetisi ini, presentasinya mencapai 75,5%. Kokohnya gawang Persija juga ditopang oleh kinerja lini bertahan. Tak ada satupun pemain mereka mendapatkan kartu merah sepanjang kompetisi. Selanjutnya, anak asuh Teco pun menjadi tim dengan raihan hasil tandang tertinggi. Dari 62 poin yang dikumpulkan, Persija berhasil meraup 25 poin dari hasil bermain di kandang lawan.

Lini serang pun semakin takam jika melihat data di atas lapangan. 23 golnya tercipta melalui set-piece yang terencana. Dan dari 34 pertandingan, Persija mencatat sebanyak 21 kali unggul lebih dahulu dari para lawannya. Dari kesemuanya itu menandakan bahwa seluruh orang yang tergabung dalam tubuh Persija melakukan kinerja yang baik. Memiliki perencanaan yang matang. Baik dari manajemen, tim pelatih, para pemain dan supporter telah melakukan kinerja dan kerja keras yang sangat penting sehingga tidak heran jika pada akhirnya mereka meraih gelar juara di akhir musim.


Mafia?
Sepakbola tanah air juga pernah digemparkan dengan isu mafia. Di tahun 2010 setelah partai final Piala AFF, beberapa pemain nasional terkena isu suap yang mengakibatkan kalahnya Tim Nasional Indonesia pada laga final tersebut. Namun isu ini hilang begitu saja tanpa akhir yang jelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun