Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Orang Mudah Percaya Hoax?

8 Januari 2017   16:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thatsfarming.com

Bias ini masuk dalam golongan Information-Processing errors. Bias Framing adalah kecenderungan pikiran manusia memahami suatu informasi berdasarkan cara informasi tersebut disajikan. Suatu berita yg sama yg diliput oleh dua orang wartawan bisa saja dipahami dan ditanggapi secara berbeda oleh pembaca yg sama, karena kedua wartawan tsb menggunakan framing(wording) yg berbeda. Biasini bisa dimainkan dalam membuat hoax.

Sebagai contoh, salah satu dari banyak hoax yg terkenal adalah “bumi itu datar, bukan bulat”. Di sini, bahkan suatu hal yg sudah merupakan fakta pun bisa ditantang oleh hoax. Pernyataan menggelikan dan irasional tersebut di-framingsedemikian rupa sehingga kelihatan rasional dan meyakinkan bagi orang-orang tertentu. Sebenarnya jika dikaji secara mendalam pikiran yg teliti dan jeli dapat melihat bahwa framing tersebut merupakan tipuan belaka. Pembaca dapat melihat sendiri di you tube bagaimana hoax tersebut di framing. Dan bukan hanya memanfaatkan framing bias, hoax tsb juga memanfaatkan confirmation bias. Dengan mengutip ayat-ayat dari kepercayaan tertentu si pencipta hoax berusaha membuat pemirsa menjadi reseptif. Seolah-olah hoax tsb sesuai dengan kepercayaan atau agama tertentu. Namun, pemikiran yg jeli dan teliti bisa membedakan (discerning) tipuan tsb.

Availability Bias

Bias ini masuk dalam golongan Information-Processing errors. Bias ini membuat otak menganggap suatu informasi atau gagasan yg tersedia secara luas, mudah diingat atau diakses oleh pikiran sebagai informasi yg lebih terpercaya. Karena itu suatu hoax yg setiap saat diulang-ulang dan diperkatakan lama kelamaan akan dianggap sebagai suatu fakta atau menjadi suatu kepercayaan yg tak tergoyahkan. Orang akan menganggap suatu produk yg satu lebih dipercayai daripada yg lain hanya karena produk tsb lebih sering diiklankan. Orang yg pengalamannya hanya dalam lingkungan tertentu akan cenderung menganggap orang yg paling baik, paling cantik, paling pandai, karya paling hebat, berasal dari kalangan mereka sendiri. Fakta-fakta yg bertentangan tidak terjangkau oleh pikiran mereka karena pengalaman mereka sempit. JIka ada hal-hal yg buruk menimpa mereka, misalnya kemiskinan, keterbelakangan, dsb, mereka akan meganggap ada konspirasi dari pihak luar sana karena iri dan dengki kepada mereka.

Waspada terhadap hoax dan bias

Tentunya masih banyak sekali bias dalam pikiran manusia yg karena keterbatasan tidak bisa diuraikan disini. Namun penjelasan singkat tersebut kiranya bisa meningkatkan kewaspadaan kita. Kita harus waspada terhadap bias-bias yg ada di dalam diri kita dan manusia pada umumnya. Bias pikiran menyebabkan otak tidak berpikir rasional sehingga mempercayai hoax. Juga ada baiknya kita mengkaji kembali apa yg sudah ada dalam pikiran kita yg kita yakini sebagai berita atau informasi yg benar. Siapa tahu itu merupakan hoax yg terlanjur masuk.

Tidak ada orang yg kebal terhadap bias pikiran dan hoax. Tiap orang dengan karakteristik berbeda mempunyai kecenderungan rentan thd biasyg berbeda. Karena itu jangan heran jika seorang ahli agama sekaligus akademisi tingkat tinggi bergelar profesor doktor pun bisa tertipu oleh hoax yg menggelikan dan tidak masuk akal.

Suatu nasihat yg bijaksana adalah biasakan pikiran berpikir kritis dan “jangan memberikan telinga kepada kebohongan”. Kenalilah perbedaan kebenaran dan hoax. Hoaxbiasanya menimbulkan efek negatif sedangkan kebenaran menimbulkan efek positif. Kebenaran kadang tidak terasa nyaman (pahit) karena bertentangan dengan apa yg sudah kita yakini. Hoaxsering terasa manis karena sesuai atau mendukung apa yg kita percayai, sadar atau tidak sadar. Namun hoax pada umumnya menimbulkan perpecahan, kecurigaan, permusuhan dan kebencian. Waspadalah terhadap orang yg suka menggunakan agama dan sentimen SARA untuk menyebarkan berita yg menghasut. Biasanya itu adalah hoax dengan memanfaatkan confirmation bias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun