Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudirman Said Tolak Bubarkan Petral

24 Mei 2015   01:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebagai perusahaan yang memiliki kantor di Singapura, Sudirman mengaku tidak masalah mengingat negara tetangga itu memiliki lokasi yang strategis dalam membangun bisnis. (Yas/Ndw)

SS ngotot berpendapat bukan saja tidak perlu dibubarkan, namun menyatakan bahwa Petral sudah tepat berada di Singapura. Hal ini sebenarnya mudah dipahami mengingat SS beserta sekutu dekatnya, Ari Sumarno dan Daniel Purba adalah orang-orang yang sudah puluhan tahun berkiprah di Petral.

Namun setengah tahun kemudian ia justru menuding SBY. Tentu saja SBY terkejut dan merasa difitnah. Pertama, tidak pernah ada usulan atau pembubaran Petral kepadanya ; kedua, tidak pernah ada wacana bahwa Petral merupakan sarang mafia migas.

Lebih mungkin jika SS sendiri yang menolak membubarkan Petral dan malah membelanya. Lebih mungkin SS yang lebih tahu mengenai sepak terjang mafia migas, kalau memang ada, terkait Petral. SS merupakan anak buah mantan Dirut Pertamina Ari Sumarno dan sekutu dekat Daniel Purba, yang pernah juga menjabat sebagai petinggi Petral. Mereka bertiga sangat mengenal Petral. Dan kalau benar ada mafia migas disekitarnya mereka orang yang paling tahu.

Nampaknya SS diperintahkan oleh Jokowi untuk membubarkan Petral. Jokowi didesak oleh tim relawannya pada waktu kampanye. Pembubaran Petral merupakan suatu isu yang diangkat dalam janji-janji kampanye Jokowi. Jadi Jokowi terpaksa membubarkan Petral. Sekali pun pembubaran Petral tidak berarti mengenyahkan atau menghentikan kegiatan mafia migas, kalau mereka benar-benar ada.

Menurut sang jurnalis :

Ini merupakan penegasan yang mengejutkan setelah wacana pembubaran Petral sangat gencar  selama masa Pilpres dan merupakan poin penting yang meningkatkan simpati pemilih kepada program-program ekonomi Jokowi-JK.

Sebelumnya, mantan Deputi Tim Transisi Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla Hasto Kristiyanto mengatakan, terkait perbaikan tata kelola migas agar sesuai UUD Pasal 33 Ayat 3, salah satu rencana aksi yang diusulkan kelompok kerja adalah pembubaran Petral dan mengalihkan fungsi dan kantornya ke Pertamina selaku induk usaha di Jakarta.

Alasannya, agar lebih mudah dalam pengawasannya.

Petral, sebagaimana ISC yang didisain untuk mengambil sebagian fungsu Petral, hanyalah suatu wahana atau instrumen. Apakah instrumen tersebut menguntungkan atau merugikan tergantung dari para operator, atau manipulatornya. Jadi pembubaran Petral hanyalah tindakan pencitraan, karena didesak dan ditagih janji.

Beberapa pihak, termasuk Dahlan Iskan ( 21 November 2012) dan politikus PDIP Hendrawan Supratikno (antaranews.com, 20 Mei 2015), justru mempertanyakan alasan pembubaran Petral. Ada motif-motif tertentu dibalik desakan pembuabaran Petral, antara lain agar lebih mudah “ bermain dan ngobyek” dengan dialihkannya kegiatan Petral ke Pertamina dan ke Jakarta. Dan pembubaran Petral menurut Hendrawan Supratikno sama sekali tidak menjamin berhentinya kegiatan mafia, mereka justru hanya berpindah dan berubah bentuk, dan malah menjadi lebih leluasa bermain. Ibaratnya mau memberantas tikus lumbungnya dibakar, tikusnya selamat, malah pindah tempat (ISC). Atau ada mobil nabrak orang, mobilnya dibakar, pengemudinya kabur.

Jadi apa motif SS melontarkan tuduhan kepada SBY? Nampaknya ada masalah dengan menteri yang satu ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun