Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Lembaga Pemeringkat Surat Utang Bisa Dipercaya?

14 Agustus 2010   17:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Lembaga pemeringkat (rating company) hadir untuk menjawab kebutuhan para investor dalam menilai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya/surat utangnya kepada investor. Yang diperingkat adalah si perusahaan penerbit surat utang (atau bahkan suatu negara) dan atau surat utang yg diterbitkannya.

 Suatu perusahaan yg akan mengeluarkan surat utang atau saham diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal untuk diperingkat oleh lembaga yang sudah diakuinya. Biasanya hasil pemeringkatan atau rating tsb mempengaruhi rate atau imbal hasil dari suatu surat utang ; untuk saham, peringkat yg disandangnya akan mempengaruhi tingkat harganya. Makin bagus peringkatnya semakin rendah imbal hasil yg harus ditanggung oleh perusahaan/negara penerbit surat utang tsb.

 Yang menjadi masalah sekarang, dalam setiap krisis dimana perusahaan2 berguguran, perusahaan2 yg mempunyai rating atau peringkat yg bagus yg justru ambruk. Lalu seberapa besar pertanggungjawaban perusahaan2 pemeringkat tsb? Bagaimana sebenarnya metodologi yg mereka gunakan dalam memeringkat? Apakah hasil kerja mereka dapat dipercaya? Apakah badan pengawas seperti BAPEPAM juga menilai cara kerja atau metodologi mereka? Apakah ada semacam audit atau reviu atas pekerjaan mereka?

 Sepertinya kita, masyarakat, termasuk pemerintah menerima begitu saja apa yg mereka katakan, yaitu peringkat yg mereka tetapkan, tanpa mempertanyakan cara kerjanya.

 Lazimnya kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya diukur dari tingkat leverage-nya, atau rasio antara utang dan modal sendiri. Makin kecil rasio utang/modal makin besar kemampuannya membayar utang, demikian sebaliknya. Juga tingkat rentabilitas/profitabilitas yg semakin besar akan membuat perusahaan tsb semakin mampu membayar utang2nya. Menuyusul adalah tingkat pertumbuhan dari perusahaan tsb. Kemudian dilihat juga track record-nya, apakah dia stabil atau berfluktuasi dalam semua hal tsb. Kalau dia bisa tetap bertumbuh dan tetap menghasilkan laba walau dalam masa2 krisis maka dia seharusnya mendapatkan poin yg positif.

 Tetapi ada suatu yg tidak saya duga sebelumnya. Daripada pertimbangan2 tersebut di atas, mereka lebih mementingkan size, ukuran ; di samping juga siapa pemegang sahamnya. Makin besar ukuran perusahaan yg diperingkat atau makin besar asetnya makin tinggi peringkatnya. Semakin besar grup perusahaannya sedemikian juga. Semakin besar perusahaan induk yg memiliki perusahaan yg diperingkat tsb, semakin tinggi peringkatnya.

 Itu semua bagi saya tidak masuk akal, tidak rasional dan tidak logis. Belum tentu semakin besar suatu perusahaan semakin besar juga kemampuannya membayar utang. Karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, semakin besar pula beban utang yg harus ditanggungnya. Tidak ada hubungannya antara size dengan kemampuan bayar utang. Banyak perusahaan yg besarnya tidak tanggung-tanggung dan ratingnya bagus2 toh ambruk, berguguran. Banyak pula perusahaan menegah dan kecil yang jusru bertahan dalam masa krisis manakala yg raksasa bertumbangan.

 Apalagi jika faktor ukuran pemegang saham menjadi pertimbangan dalam pemeringkatan (kecuali jika pemegang sahamnya adalah pemerintah). Sekali pun pemilik/induk suatu perusahaan adalah suatu perusahaan atau grup perusahaan yg besar, mereka tidak mengetahui isi perut dari perusahaan induk tsb. Yg diperingkat dan dianalisis adalah perusahaan anak, bukan perusahaan induk tsb.

 Ada kasus dimana suatu perusahaan yg relatif kecil asetnya, tapi mempunyai rasio utang/modal, yg bagus, profitabilitas yg tinggi dan pertumbuhan yg stabil dan konsisten. Perusahaan tsb diberikan peringkat yg jauh lebih rendah daripada perusahaan lain yg asetnya jauh lebih besar dan sahamnya dimiliki oleh grup perusahaan besar ; tetapi rasio utang/modalnya lebih besar dan profitabilitasnya lebih kecil, dan lebih tidak stabil/konsisten.

 Manakala perusahaan kecil tsb mengajukan banding atas peringkat tsb, jawaban yg diterima adalah bahwa size perusahaan tsb dan size perusahaan induk adalah lebih penting daripada pertimbangan2 lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun