Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Di Ujung Hentakan Cangkul

2 Agustus 2024   21:03 Diperbarui: 3 Agustus 2024   05:38 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan pertanian. (Dokumentasi Pribadi)

Sejatinya, alih fungsi lahan memiliki berbagai alasan. Temuan saya yaitu, faktor produksi (rantai produksi sampai pemasaran yang menempatkan petani sebagai price taker, bukan price maker), kestabilan harga, faktor budidaya dengan segala pendukungnya.

Fakta paling kuat ialah rendahnya harga jual para petani dan mahalnya harga pupuk merana alias tinggi. Dua indikator ini menyebabkan "harapan" akan kejayaan dari bertani seakan pupus. 

Banyak dari mereka mengeluhkan dua indikator ini. Bahkan sampai menjurus pada program-program pemerintah yang seakan tak berpihak kebijakannya dibanding kebijakannyayang masif dibidang Minerba.

Ada fakta nyeleneh, "belilah tanah saat musim panen tembakau selesai. Petani bakal menjual lahannya lantaran hasil produksi tidak menutupi input produksi alias lebih banyak rugi ketimbang untungnya," meski saya belum melakukan validasi akademis tetapi bahasa tersebut hampir banyak dikeluarkan oleh warga.

Kenapa tanah dijual sehabis panen tembakau? Jawabanya tetap sama rugi. Memang tidak bisa dipungkiri tembakau menjadi salah satu sektor komoditas yang kurang diunggulkan dan cenderung "berkonotasi negatif" baik dalam tataran kebijakan maupun penelitian.

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Terlepas dari itu, problem maraknya alih fungsi lahan dengan berbagai indikator penyebabnya sangat disayangkan. Lahan pertanian produktif yang sejatinya menjadi penopang pangan nasional seharusnya dapat ditekan. Dengan jumlah penduduk yang makin meningkat dibarengi tingkat konsumsi yang semakin naik, bisa mengakibatkan problem ketersediaan pangan di masa depan. 

Kondisi sosial masyarakat dalam mengambil tindakan tidak semerta lahir begitu saja. Berbagai penyebab mendasari tindakan tersebut. Semua berkaitan dengan keadilan kebijakan, pemenuhan kebutuhan dan tentu paling mendasar adalah tentang bertahan hidup. 

Maka sudah sepantasnya problem-problem alih fungsi lahan yang sudah diketahui penyebabnya dapat menjadi titik serius. Agar tercipta kesibambungan pangan, ekonomi dan kehidupan petani itu sendiri. (sukur dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun