Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kardus Cinta dari Mama

29 November 2023   22:18 Diperbarui: 29 November 2023   22:39 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dus Cinta dari Mama (dokumentasi: Ayuni)

Sasaat kemudian ia memerintahkan saya mencari dus di warung. Saya bergegas menuju warung satu-satunya di ujung kampung ini berjalan kaki. 

Tiga dus bekas mie instan berhasil saya bawa pulang. Tentu dengan gratis. Tidak perlu membayar. Dus itu kemudian di isi beberapa sisir pisang, Amo, jeruk limau, beberapa lempeng sagu, ikan Galafea (ikan julung kering) dan kenari.

Setelah beres menata, kemudian diikat menggunakan tali rafia. Lalu dibubuhi beberapa kode dan sebaris kalimat. 

"Untuk anakku sayang di Ternate, dari Mama Tercinta. Sekolah yang baik, cepat lulus"  

Dus sudah siap. Dan tentu saya yang bakal membawa dus cinta ini ke Ternate esok hari.

*

Speedboat telah sampai di Ternate. Satu persatu penumpang berlahan turun dan tidak langsung pergi. Sebab di sesi inilah semua penumpang menurunkan barang bawaan yang rata-rata di isi dalam dus. 

Maka sangat penting memberikan kode nama dan desa sebagai klaim. Sebab sedikit saja tak ada kode maka raib dus bawaan tersebut. Meski sudah membayar ke ABK sebesar sepuluh ribu perdus itu bukan jaminan. Masing-masing bertangung jawab atas barabg bawaannya. Tidak ada garansi.

 Saya sendiri beberapa kali kehilangan dus meski sudah menulis nama dan kode. Konsekuensinya ialah dimarahi habis-habisan karena tak jeli menemukan barang bawaan di tengah kerumunan penumpang, buruh maupun para penjemput. Sehingga kadang saya tak suka membawa barang bawaan dari desa.

Beruntungnya kali ini, anak Mak Nia  datang menjemput dua dus itu. Tentu dengan sedikit ejekan dari saya yang membaca tulisan cinta dari Mamanya.  Ejekan yang membuat ia malu lantaran saya mengejek dengan membesarkan suara.

 Mahasiswa semester akhir ini hanya mampu menutupi wajahnya sembari menenteng dus keluar pelabuhan. Meski dalam hatinya senang, kiriman telah datang dan ia tak perlu menahan lapar di kosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun