Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lorong Cap Legendaris di Ternate

21 November 2023   18:06 Diperbarui: 22 November 2023   16:41 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah itu, desain tersebut di print lalu dicetak menggunakan sebuah alat yang saya pun tak tahu namanya. Sederhananya alat itu digunakan untuk mencetak mal cap yang  ditempelkan pada bidak kayu. Kemudian di tes kegunaannya dan selesai.

Harga cap stempel sendiri berbeda-beda, namun mayoritas ialah Rp50.000 rupiah untuk cap stempel bulat. Sementara untuk cap stempel yang lebih bagus khususnya cap otomatis, dibanderol dengan harga Rp60.000 rupiah. Harga menyesuaikan ukuran masing-masing.

Tantangan terbesar dari bisnis ini ialah tidak setiap hari ada pelanggan. Sebab menurut pengrajin, kadang banyak kadang tidak. Banyak ketika musim proyekan dimulai dan paling parah saat pandemi Covid-19.

Sumber : Kalesang.id
Sumber : Kalesang.id

Kalau musim proyek orderan cap bisa melimpah. Sebab membutuhkan banyak cap untuk dokumen-dokumen.

Namun, saat pandemi melanda pengrajin yang puluhan tahun menggantungkan hidup pada usaha ini harus rela tak mendapat orderan. Jika sebelum pandemi, mereka bisa meraup pendapatan 200 ribu rupiah, di masa pandemi bahkan berbulan-bulan tidak sama sekali.

Harapan mereka di tahun politik ini, pendapatan mereka juga bisa naik. Sebab di musim-musim ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan.

Selain itu, tantangan selanjutnya ialah adanya wacana relokasi. Wacana ini masih santer terdengar sampai hari ini. Sebab hanya dilorong inilah yang masih menampakkan wujud kumuh dari desain tata kota.

Relokasi ini ditentang pengrajin yang berjumlah tak lebih dari sepuluh orang ini. Sebab bagi mereka jika direlokasi ke tempat baru, pasti berefek pada pendapatan. Apalagi selama ini, mayoritas masyarakat Maluku Utara sudah tahu tempat legendaris ini. (Sukur dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun