Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harga Miring, Gaya Necis

17 November 2023   10:08 Diperbarui: 17 November 2023   10:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Rombengan Gamalama (sumber:tribunternate.com)

" Ini tas saya beli 100 ribu. Tas ini saya beli di rombengan. Juga jas, baju dan celana ini". 

Begitu ujar seorang kawan saat bertemu. Urusannya sebagai penyelenggara pemilu mempertemukan kami di Jakarta. 

Dia bercerita, tasnya yang bermerek Gucci sudah di tawar beberapa kali oleh orang-orang yang tau merek. Memang, tas dengan harga murah itu barang asli. Baik bahan dan nomor seri didalam tas. 

Iseng-iseng mencari harga aslinya di internet, dan menemukan memang sangat jauh. Jutaan.

Juga, kawan ini tau merek. Beberapa tahun di Jakarta sering ia gunakan waktunya mempelajari barang-barang branded. Tempat favoritnya? Trfting di Pasar Senen. Bisa berjam-jam ia habiskan di pasar itu guna mendapatkan barang bermerek.

Gucci, Lacoste, Crocodile, Pollo dan barang lainnya sering ia bawa pulang ke kosan. Tentu dengan harga miring. 

Di Maluku Utara, ia sering mengunjungi Pasar Gamalama. Tepatnya di Pasar Higenis. Pasar Rombengan (RB) atau cakar bongkar, bahasa tenarnya pasar pakaian bekas.

Di pasar berlantai 2 ini, memang khusus menjual pakaian-pakaian bekas. Juga ada beberapa pasar lain seperti Pasar Bastiong dan Kota Baru. Namun tak jarang juga menemukan berbagai lapak di luar lokasi-lokasi tersebut.

Paling banyak hadir ketika ada penyelenggaraan acara-acara festival. Dan paling puncak ialah saat menjelang lebaran.

Di sepanjang kawasan reklamasi yakni tapak 1, 2 dan 3 berjejer pedagang rombengan. Jika sudah begini, jalan benar-benar di tutup. Masyarakat tumpah rua berburu pakaian, sepati dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun