Betapa para pendahulu memaknai segala sesuatu dengan syukur dan iktiar. Sebab air tak ubahnya sumber dan simbol atas kehidupan itu sendiri. Sebuah unsur yang tak terpisahkan dari diri manusia.Â
Apa yang dipraktekan pada periode semasa kecil itu masih membekas diingatan. Meski saat ini, ritual dan adat tersebut sudah sangat jarang dilakukan karena adanya fasilitas yang sudah tersedia.Â
Bahkan dalam obrolan dengan beberapa generasi muda, mereka terang-terangan mengakui bahwa tidak sedikitpun tau mengenai ritual tersebut. Katanya, digenerasi mereka sudah tak ada.Â
Padahal jika ditilik secara mendalam, selain sebagai simbol kehidupan, praktek itu bisa dimaknai sebagai upaya menjaga keberlanjutan atas air yang tersedia. Konservasi air tanah.
Beda di desa beda di kota. Misalnya realitas Kota Ternate saat ini. Krisis air adalah sematan dari mayoritas penduduk di pulau kecil ini. Keluhan atas permasalahan yang sampai sekarang belum mampu ditangani dengan baik. Satu PDAM yang menjadi pusat distribusi air tak henti-hentinya diberondong keluhan bahkan demo berjilid-jilid.
Penduduk yang tinggal di daratan rendah sangat merasakan dampak ini. Mereka bahkan bisa berhari-hari hanya untuk menunggu aliran air masuk ke rumah-rumah mereka. Banyak diantara mereka yang pada akhirnya memutuskan membeli air yang kemudian berkahir di penampungan.
Meski begitu, didataran rendah juga sering mengalami mati air. Dan harus menunggu jadwal yang ditetapkan oleh PDAM. Jadwal tersebut mengatur distribusi air masing-masing kecamatan pada hari dan waktu tertentu. Sederhananya, sehari jalan, sehari tidak.
Penduduk yang padat, pembangunan yang masif, reklamasi pantai memberikan andil cukup besar pada penggunaan air dan ketersediaan air.
Salah satu sember mata air, Ake Gaale yang tumpuan utama distribusi air kini mengalami kekeringan. Volume air semakin hari semakin turun. Sumber dari masalah ini adalah pembangunan sumur-sumur resapan raksasa oleh PDAM.
Banyak protes dan aksi demonstrasi dilakukan agar sumber mata air itu tidak terlalu dieksploitasi sebab jika hanis, rusak dan kering tentu bakal berdampak nyata pada kehidupan. Belakangan, pembangunan reklamasi juga berlahan-lahan menyentuh area tersebut.