Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umbar Janji Pembangunan

19 Juli 2023   12:49 Diperbarui: 19 Juli 2023   13:20 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan penghubung di desa saya (Sumber Ari Maujud)

Dan perkara terputusnya jalan penghubung bukan kali ini saja terjadi. Sudah berulang kali kondisi pembangunan ini dihadapi masyarakat. Dan selama itu pula, tidak ada perbaikan signifikan dari pemeritah daerah. 

Inisiasi kadang lahir dari desa salah satunya alokasi dana desa. Namun volume pembangunan bakal bisa menghabiskan setahun anggaran dana desa jika benar-benar dialokasikan. 

Kali atau sungai mati yang lebar dan ketidakpahaman struktur pembangunan jembatan bakal merugikan kemudian kelak. 

Sudah banyak upaya pembangunan dari alokasi dana desa. Dan setiap kali selesai di bangun, pada ujungnya kerugian karena bencana alam seperti luapan air menyebabkan jembatan tersebut hancur dan berakhir denga puing-puing yang berserakan di laut.

Gagalnya Janji Pembangunan

Petugas kesehatan yang hendak menyebrang (Suryadi Habib)
Petugas kesehatan yang hendak menyebrang (Suryadi Habib)

Sejak lama, warga utamanya di kecamatan Makian Barat mengeluhkan kondisi pembangunan. Dan sejak lama, hanya janji yang menenangkan hati. Realisasinya tak kunjung berwujud.

Pembangunan jalan dan jembatan selalu menjadi komoditas laris manis dalam kontestasi politik bagi seisi Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan.

Umbar janji pada setiap konstestasi selalu digaungkan. Baik legislatif bahkan kepala daerah. Warga tentu menanti realisasi atas janji-janji tersebut. Meski pada akhirnya kekecewaan adalah makanan yang paling bikin kenyang.

 Permintaan-permintaan dan upaya usulan juga terus didorong oleh warga lewat pemerintah desa. Namun bahasa yanh paling populer ialah "akan dianggarkan tahun depan". Begitu seterusnya hingga pergantian kepemimpinan selama 20 tahun belakangan. 

Tulisan ini tidak mengandung unsur kemarahan, kekecewaan maupun juga tidak mendikte kebenaran. Saya paham betul proses pembangunan suatu wilayah. Tetapi jika sudah 20 tahun tak juga kunjung dilakukan, tentu ada ketidakpercayaan atas rencana pembangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun