Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menangkap Makna Hidup dari Jalan

13 Desember 2022   21:39 Diperbarui: 13 Desember 2022   22:26 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apapun itu, pertemuan dengannya memberikan pelajaran penting betapa pentingnya sudut pandang dan cara menghargai sudut pandang seseorang tanpa mengucilkan pandangan orang lain.

Saya jadi mengingat seorang dosen pernah bertanya di ruang kelas "apakah belok kanan harus dari kiri," 

Pertanyaan yang membikin gaduh karena masing-masiang argumen. Saya sendiri seingat saya menjawba tidak perlu. Bisa lewat tengah atau samping.

"Hakikatnya belok kanan harus lebih dulu dari kiri. Pun dari belok kiri harus dari kanan dulu," begitu dosen saya.

Lalu apa semua itu? Sudut pandang atau presepsi. Tergantung dari mana mereka berada pada intinya tetap belok. Kanan atau kiri. Sama halnya jika saya menggangap pantai itu indah. Namun belum tentu indah bagi yang lain.

Pertemuan dengan Pak Muliansyah sedikit membuka tabir bahwa manusia harus berlaku adil; begitu ungkapan Pram. Namun lebih-lebih, sudut pandang adalah keindahan dalam kehidupan.

Sudut pandang seseorang kadang menaruh semuanya pada kebenaran dan  mengabaikan fakta dari yang lain. Hal yang kemudian membikin banyak pertikaian. Namun seni menjadi manusia tentu sangat bermakna. Ketika proses mengantarkan sudut pandang menerima kebenaran lain. 

Sudut pandang yang baik membikin seseorang dapat menyelesaikan perkara dan masalahnya dengan bijak. Dan berlaku bagi siapapun yang mempraktekan itu. (Sukur dofu-dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun