"Lalu apakah pelaksanaan Sail Bisa Menggenjot pertumbuhan Ekonomi? ,"
Bisa iya bisa tidak. Pelaksanaan Sail bukan baru pertama dilaksanakan di Maliku Utara. Terhitung sudah dua kali. Pertama di Kabupaten Morotai dan Kedua di Kota Tidore.
Berkaca dari pelaksanaan Sail Morotai tahun 2012 silam, pertumbuhan justru stagnan. Terutama di bidang pariwisata.
Parawisaya menjadi sangat penting kiranya saat ini dalam mengembalikan kepercayaan dan dominasi pariwisata pasca Pandemi. Akan tetapi jika hanya sekedar acara seremeni belaka maka hal itu bakal menjadi sia-sia.
Pasca Sail Morotai tidak banyak perkembangan yang berubah terutama dalam jangka panjang. Dalam janhka pendek memang berfek. Banyak program yang dilakukan dalam mendukung potensi pariwista lokal. Seperti pembangunan infrastrukur, manajemen hingga promosi.
Namun seiring perjalanan semua terbengkalai. Tidak terurus dan pariwisata mati. Beberapa memang hidup namun pengelolaan bersifat privat. Sementara masyarakat sebagai pemilik hak kadang tidak dilibatkan dalam rencana pembangunan pariwisata. Terpinggirkan.
Kawasan Ekonomi Khusus memang lahir dari perhelatan Sail Morotai akan tetapi dalam pengelolaannya masih belum optimal. Menurut penelitan teman saya, tumpang tindih rencana dan data terjadi antara pihak swasta dan pihak pemda.
Lalu bagaimana dengan Sail Tidore?