Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemuda dan Literasi Pesisir

25 Oktober 2022   00:38 Diperbarui: 25 Oktober 2022   12:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faisal, sosok pemuda kreatif (dok. Faisal)

Pemuda adalah garda masa depan Indonesia. Membangun gerakan dalam menumbuhkan keeativitas pemuda adalah tonggak penting kualitas SDM.

Begitu kira-kira yang tertanam dalam batin seorang anak muda bernama Faisal. Pria 24 tahun ini berprofesi sebagai guru honorer di desa Mateketen Kab. Halmahera Selatan.

Keputusannya kembali ke desa dan mengabdi menjadi guru bukan tanpa alasan. Ia mengembang misi, menumbuhkan jiwa literasi sejak dini. Kebiasaan anak desa, dari SD hingga SMA yang tak lekat dengan buku membuat niatnya semakin mantap.

Setiap hari, saya biasa menemukannya di tempat jaringan. Di mana jaringan internet cepat IndiHome berada. Jaringan yang dialokasikan oleh pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa Makian Barat

Lewat hp butut setengah ringsek miliknya, Ical mendownload materi-materi sebagai dasar pengembangan materi baru yang bakal ditampilkan di kelas. Materi-materi itu bakal disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan materi menarik bagi siswa.

Bagi Ical, sebagai pemuda desa, sudah tugasnya menghibahkan waktu beberapa jam. Toh pada akhirnya jika generasi muda ini berhasil maka tak hanya mengangkat martabat diri, melainkan juga martabat desa yang jauh tertinggal.

Ical bagiku pemuda dengan semangat besar. Kesibukannya sebagai guru tidak melemahkan aktivitasnya pada pengembangan diri dan lingkungan sosial. Ia bangga menjadi blogger desa. 

Pada diri, ia aktif menulis di platform Kompasiana. Menjadi seorang bloger menulis dari dari desa. Perkembangan infrastruktur internet cepat utamanya pada pembangunan tol langit dengan kontribusi Tower BTS Telkom Group menjadikannya mudah mengakses internet.

Hobinya menulis kemudian dituangkan dalam organisasi desa yang di pimpinnya. Yap, selain guru honorer, ia merupakan adalah Ketua Pemuda di Desa Mateketen. Membawahi beberapa Pemuda Desa, terpilih secara aklamasi lewat musyawarah. 

Rapat pemuda dalam menginisiasi pendirian rumah baca (dokumentasi Ical)
Rapat pemuda dalam menginisiasi pendirian rumah baca (dokumentasi Ical)

Lewat peran ini lahirlah kreativitas pemuda dengan tujuan mulia yakni mendirikan rumah Baca bernama Sabua Pustaka. Yap, rumah baca ini sudah berdiri setahun lebih. 

Pendirian rumah baca yang lahir dari kegelisahan pemuda desa ini lantaran di desa, banyak anak-anak yang tidak melek literasi. 

Menghabiskan waktu tanpa buku atau membaca. Sekian lama fenomena ini tak tersentuh kebijakan. Baik lewat pemerintah desa hingga pemerintah kabupaten.

Peran ini kemudian menjadi program utama pemuda desa. Walau pada prosesnya, tantangan pendirian rumah baca mendapat berbagai kendala. Mulai dari tempat, izin orang tua, hingga anggaran.

Kebersamaan di rumah Baca (dok. Faisal)
Kebersamaan di rumah Baca (dok. Faisal)

Awal-awal, rumah baca ini berjalan dengan lambat. Hanya ada beberapa murid yang ikut serta. Belajar dari teras rumah ke teras rumah warga. 

Janji diberikan tempat tak kunjung tiba selama beberapa bulan. Sebelum hadir sosok warga yang menghibahkan rumahnya menjadi tempat rumah baca.

Tantangan berikutnya ialah ketidakmampuan menghadirkan bacan-bacaan berkualitas dengan segmen tertentu. Untungnya, Ical mampu menggerakan mahasiswa, warga hingga komunitas literasi untuk melakukan penggalangan buku.

Fakta yang menarik ialah, program rumah baca dari kreativitas pemuda ini cukup berbeda. Selain membaca, anak murid diwajibkan menulis;cerpen, puisi, hingga artikel bebas. Kumpulan tulisan itu biasanya di upgrade setiap minggu dalam pertemuan. 

Beberapa karya saat ini yang lahir dari anak-anak rumah baca di desa sudah mulai terkumpul. Dan harapan besar dari Ical ialah membukukan tulisan tersebut. Itu dilakukan agar desa lain, atau pemuda dan mahasiswa mampu tergerak dan ikut mengembangkan literasi di pesisir.

Membangun Komunitas Literasi dengan Teman Kampus.

Memberikan materi menulis di salah satu komumitas literasi (dok. Faisal)
Memberikan materi menulis di salah satu komumitas literasi (dok. Faisal)
Kehidupan di desa tidak membuatnya hilang komunikasi dengan teman-temannya dulu di Perguruan Tinggi. Walau di desa, ia mampu melakukan komunikasi karena ketersediaan internet cepat di desa.

Dari situ pulah karya-karya yang ditulis oleh Ical kemudian menginspirasi beberapa kawan dan membentuk sebuah komunitas menulis. Ical sendiri dalam sebulan bisa menemui mereka untuk berbagi pengalaman. 

Komunitas ini belakangan cukup banyak mengeluarkan karya utamanya fiksi. Keaktifan komunitas menulis ini membawa mereka selalu terpanggil mengisi acara-acara literasi.

***

Pemuda dan murid di Rumah Baca (dok Faisal)
Pemuda dan murid di Rumah Baca (dok Faisal)

Ical bagi saya adalah pemuda pejuang. Di tengah ketertinggalan baik infrastruktur, dan banyaknya pemuda yang memilih jalur utama, ia tidak demikian. 

Perjuanganya membumikan literasi di pesisir sejengkal demi sejengkal dilakukan. Mengajak serta para pemuda, warga hingga mahasiswa. 

Saat ini, gerakan dari kreativitas pemuda mulai menampakan hasil. Aktivitas yang mereka lakukan dengan memanfaatkan platform media sosial dengan internet cepat telah menarik minat Desa untuk bekerjasama mengembangkan perpustakaan desa.

Gagasan itu lahir dan dalam tahap pembangunan. Tentu bukan pekerjaan muda bagi Ical dan pemuda lain. Perpustakaan desa tentu memiliki ranah yang berbeda. Namun satu yang pasti, kehadiran perpustakaan itu setidaknya dapat mengobati kelangkaan buku di desa. 

Harapannya sederhana, yakni warga, mahasiswa, dan siswa dapat memperoleh sumber primer utama bahan bacaan agar budaya literasi di peisisir dapat terbentuk. (Sukur dofu-dofu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun