Spending untuk konsumsi sudah merupakan instrumen penting pertumbuhan ekonomi. Satu item Makro tanpa melepaskan investasi atau ekspor impor dan lainnya. Konsumsi inilah yang dibutuhkan Indonesia saat ini, apalagi dalam tararan kedepan, resesi menghantui.
Walaupun stagnan, pengeluaran mahasiswa kontinyu, terus menerus. Standarnya masih bisa dihitung per hari. Sesuai dengan kelas ekonomi di mana mereka berada. Namun justru dengan level itu, terus menerus itu, pertumbuhan ekonomi dapat berjalan.Â
Pengeluaran mahasiswa di tengah melesuhnya aktivitas ekonomi lambat laun melekatkan kembali potongan-potongan kehancuran ekonomi.Â
Di Jember saya melihat begitu banyak cafe, rumah makan hingga pedagang asongan mulai membuka kembali gerai-gerai tokonya. Berbeda dengan beberapa tempat di luar kampus yang cenderung masih lemah dan lesu dari aktivitas.
Di Solo pun demikian, lingkungan kampus menjadi bergairah. Ekonomi tumbuh. Memperbaiki retakan ekonomi.Â
Memang tidak seramai sebelum covid, namun bagi saya sejumput aktivitas ini sudah membawa angin segar.Â
Pengeluaran mahasiswa memang tidak banyak, anggap saja rata-rata sehari  lima puluh ribu. Jika ratusan atau puluhan ribu mahasiswa melakukan pengeluaran yang sama dan merata dalam satu malam saja maka berapa sudah rupiah yang sudah beredar.
Konsep uang beredar ini sangat pentig. Bagian dari pengeluaran rumah tangga. Bagian dari konsumsi sebagai pilar pertumbuhan ekonomi. Uang beredar lewat item konsumsi sangat dibutuhkan saat ini.Â
Dalam beberapa sesi diskusi antara saya dengan beberapa teman peneliti, kami yakin aktivitas konsumsi yang terjaga dapat menangkal atau melambatkan proses resesi yang di ramalkan menghantam dunia.Â
Beberapa dari kami bahkan ngotot, Indonesia tak akan parah dalan resesi bahkan cenderung mampu bertahan.