Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Menjajal Jawa Tengah

15 Oktober 2022   09:56 Diperbarui: 16 Oktober 2022   07:24 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani sedang menggarap lahan tembakau (Dokpri)

Saya memimpikan ada sebuah sistem dari pusat hingga daerah yang terintegrasi dalam hal akses, perizinan dll. Walaupun saya paham hal tersebut sedikir ribet karena kebutuhan, visi dan misi, karakter setiap daerah berbeda.

Apapun itu, perjalanan menjajal Jawa-Bali memberikan saya banyak pandangan. Sebagai orang timur, melihat akses jalan penghubung dengan segala jenis moda transportasi tentu membuat iri. Namun itu mulai terbuka ketika masuk lebih dalam.

Transportasi dan jalan penghubung memang tersedia, akses kemana-mana bisa dijangkau namun tak lepas dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan.

Sementara dalam gambaran saya, atau umum di daerah timur, pembangunan yang condong ke tengah sepertinya harus dipikur-pikir kembali. 

Dokpri (Dokpri)
Dokpri (Dokpri)

Masih banyak hal kesejateraan yang menjadi kisah klasik bersama. Jauh ke dalam, jauh pula diketahui bahwa manusia, pembangunan dan ekonomi rupanya hampir sama setiap daerah. 

Satu yang tertangkap dari pandangan dan obrolan ialah, betapa Covid mempengaruhi segalanya. Di beberapa kabupaten kota, itu sangat nampak terlihat. Gairah ekonomi melemah. Tak banyak aktivitas konsumsi yang terjadi.

Karakter wilayah menjadi bagian berikutnya yang menarik. Ada yang tumbuh pesat ada pula yang biasa saja. Walaupun dalam kacamata PAD capaiannya begitu tinggi. Bersambung (Sukur dofu-dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun