Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rebutan Perahu

12 Oktober 2022   15:50 Diperbarui: 12 Oktober 2022   15:53 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat kekesalan paling tinggi ialah ketika mengetahui perahu mereka dibawa anak-anak sekolah, SD sampai SMP yang tak mau ketinggalan memancing. 

Walaupun dua atau tiga ekor ikan mendarat di dapur juga sebagai jasa memakai perahu. Sudah hal layak, hasil pancingan harus dibagi ke pemilik perahu. Kalau sudah begini, tak ada lagi marah-marahan. Walaupun besok malamnya rebutna perahu lagi.

Perburuan perahu untuk memancing ini lantaran jumlah yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan. Semua warga di pesisir memang punya alat mancing, tapi tidak semua punya perahu.

Perahu-perahu yang dimiliki beberapa warga saja ini kebanyakan juga dibeli dari luar plau. Sebab di pulau sendiri, tak ada kayu-kayu besar yang bisa dibikin perahu. 

Memang ada, tapi warga cenderung lebih memilih mengolahnya menjadi kayu dan papan buat keperluan membangun rumah ketimbang bikin perahu. Barang mahal jika dibeli ke kota atau ke agen-agen.

Perahu yang dibeli biasanya berasal dari pesanan dan dipasarkan dari pulau ke pulau oleh penjual luar pulau.  Perahu-perahu itu di jajakan dari kampung ke kampung. Di angkut menggunakan motor tempel atau ketinting. 

Harganya pun cenderug mahal, mulai dari lima ratus ribu hingga dua juta lima ratus rupiah. Tentu, dalam temuanku, harga itu cenderung tinggi bagi warga apalagi jika sizenya kecil. Warga tentu urung membeli kecuali punya kelebihan pendapatan saat panen cengkih. 

Satu berkah adalah ketika habis badai dan perahu-perahu dari pulau lain hanyut. Siapa yang menemukan auto lompat girang-girang. Sudah tak perlu merogok kocek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun