Saya jujur saja, apa yang dilakukan pihak keamanan dalam tragedi semalam memang sangat disayangkan. Menembakan gas air mata dengan kapasitas penonton ribuan tentu bermasalah.Â
Saya bisa membayangkan benda yang dilarang penggunaannya di stadion ini ditembakan. Saya paham betul rasanya terkepung tembakan gas air mata.Â
Beberapa kali dalam aksi demontrasi, saya terkepung gas air mata dan hampir pingsan. Tak bisa bernapa, perih mata, pusing adalah efek gas air mata. Sungguh itu memang patut dilarang. Pertanyaan yang selalu terbayang adalah tidak ada  solusilain  dalam membubarkan masa?
Lantas bagaimana kedepannya?
Jatuhnya korban jiwa sebanyak ini bakal menjadi sorotan dunia dan tentu saja sepak bola Indonesia secara umum. Bahkan beredar beberapa sanksi sudah menanti.
Bagi saya, penghentian kompetisi harus segera dilakukan dengan tenggat waktu tentunya. Selama itu, pembenahan harus dilakukan. Satu yang menjaduli perhatian adalah menjauhkan sedikit unsur politik di manajemen PSSI.
Selama ini, politik selalu menggerogoti kompetisi satu ini. Netralitas dan keberlangsungan manajemen yang sehat akhirnya tidak terlaksana.
Selain itu, perkuat sanksi dan aturan ketat pada setiap pelanggaran kepada klub, pemain hingga suporter. Ini penting dilakukan agar ada efek jera.Â
Penting juga kiranya, manajemen pertandingan diperbaiki, diubah dengan tidak semena-mena mengejar profit dengan kapasitas stadiun yang tidak seimbang. Peraturan penting juga aturan tentang supporter yang akan datang ke stadion mendukung tim kesayangan. pun dengan perihal keamanan jalannya pertandingan
*
Tragedi sepak bola semalam adalah duka mendalam. Nyawa-nyawa yang melayang adalah representasi kelalaian semua pihak dari top hingga down. Sudah saatnya kejadian ini menjadi landasan dalam perbaikan besar-besaran. Semua harus dirombak. Menggodok dengan benar sistem yang akan dipakai kedepan.Â