Prang.......Ban sepeda sepeda motor yang saya tumpangi bergerak ke kiri dan ke kanan. Pengemudi dan saya sebagai penumpang sontak kaget dan panik. kami berusaha menyeimbangkan goncangan tersebut. Saya sendiri sudah ancang-ancang mencari cara melompat. Kejadian sepersekian detik itu menuntut saya harus cepat berpikir. Pengemudi sepeda motor juga  berusaha sekuat tenaga mengendalikan laju motor agar berhenti.Â
Harus saya akui, kecepatan sepeda motor sedikit kencang sejak saya tumpangi dari Tebet Menuju Cawang. Kurang lebih seratus meter perjalanan, ban terkena material yang kami berdua pun tak tau. Â Terguncang jelas sepeda motor. Oleng dengan kasar.Â
Upaya sang pengemudi berhasil. Kami berhenti sekira lima belas meter dari tempat pecahnya ban. Saya, turun dari sepeda motor dengan lemas. Begitu juga dengan pengemudi. Ia turun, lebih lemas lagi. Â Duduk ia ditrotoar, memegang kepala dengan pandangan kosong ke jalanan. Suaraku bertanya tak diindahkan. Â Beberapa kali saya bertanya.Â
" Allhamdulilah", diucapkanya berulang-ulang kali.Â
" Untung tidak ada kendaraan dibelakang kita," seruhnya dengan kondisi mental yang terpukul.
Memang benar, kejadian sepersekian detik tadi bisa saja memiliki cerita berbeda jika saja ada kendaraan yang berada tepat dibelakang. Mobil atau sepeda motor bisa saja melabrak kami dari belakang tanpa aba-aba.Â
Kami berdua mengucap sukur sedalam-dalamnya  bahwa kejadian ini tak menjadi lebih buruk. Terutama bagi saya yang seketika tertampar dengan keras.  Sejam yang lalu, saya diliputi kegembiraan tak terhingga dan sekarang mendapat peringatan dari Tuhan agar tidak bereuforia berlebihan.
Yah, sejam sebelumnya, saya menjadi salah satu sorotan dalam gedung sebuah hotel megah di Kuningan. Acara penganugerahan pemenang dalam lomba blog ini menempatkan saya di atas panggung, menerima hadiah dan mendapat sorotan pasang mata yang hadir dengan gegap gepita. Â Perasaan senang bahagia terpancar dari kelakuan. Foto-foto, senyum-senyum, sapa sana sini posting dan lain-lain.
Sepulang ke hotel, perasaan itu masih menggebu-gebu. pertama kali menjadi pemenang salah satu kategori adalah usaha yang membanggakan. Namun setelah kejadian pecah ban, saya merasa bahwa kesenangan ku berlebihan harusnya dibarengi dengan rasa syukur yang mendalam atas pemberian ini.
Renungan itu seketika hadir di tengah obrolan kami berdua di pinggir jalan. Saya merasa kejadian ini adalah tamparan sebagai manusia agar tidak berlebih-lebihan. Perasaan ini menyerangku dengan keras.
Saya kemudian menemani pengemudi mencari bengkel terdekat. Ia menuntun motor dan saya ikut di sampingya. Ia masih terus berucap sukur selama perjalanan itu. Setelah menemukan bengkel, saya membayar ongkos lalu berpamita.Â