Bahan-bahan tadi rupanya bahan untuk pupur. Bedak giling yang selalu dipakai warga desa. Metode perawatan wajah di desa turun temurun. Baru kali ini lagi saya melihat warga kembali membuat. Sudah lama, tak terjumpai proses pembuatan pupur dalam kehidupan sosial.
Masih di teras rumah, aku perhatkan dua gadis  remaja wanita di depan rumah sedang asik menyekakan sesuatu ke wajah mereka. Dengan kaca kecil, mereka nampak serius.Â
Lima menit berselang, wajah tanpa riasan berubah, terpenuhi warna putih keabu-abuan. Rupanya kedua gadis ini sedang memakai pupur. Setelah itu, saya lihat mereka berdua berjalan ke luar rumah lalu menuju arah selatan desa.
Adik saya, dari dalam rumah, tiba-tiba keluar dengan memegang sebuah piring kecil yang di isi air secukupnya. Lalu di keluarkan sebuah potongan bulat mirip kelereng, dihancurkan ke dalam piring berisi air lalu disekakan ke wajah.
"Kaka tidak pakai pupur,? Seruhnya.
"Buat apa,"
"Biar wajah tidak hitam kena matahari," jawabnya
"Ah boleh lah," semenjak saat itu, atau ketika berada di desa, pupur tak pernah saya tinggalkan. Selalu memenuhi muka kala siang menjekang, ke kebun hingga memancing.Â
***
Pupur atau bedak dingin atau bedak giling merupakan sebuah bedak buat wajah yang praktek dan ramuannya sudah ada sejak turun-temurun. Â