Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Naiknya BBM dan Sederet Masalah

5 September 2022   17:43 Diperbarui: 5 September 2022   17:49 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrasi di depan Monas, menolak kenaikan BBM (dokpri)

Tetapi, pemberian subsidi segala bidang menyebabkan membengkaknya pengeluaran pemerintah dan menyebabkan defisit. Pada intinya subsidi adalah momok bagi ekonomi sehingga harus dihilangkan berlahan.

Sementara yang kontra, subsidi adalah kewajiban negara mensejaterahkan rakyat dan tidak membiarkan negara kehilangan kontrol pada pasar atau sistem ekonomi bebas. Negara harus mengotrol ekonominya dengan menggenjot pemberdayaan SDA secara efisien. 

Subsidi adalah nyawa bagi rakyat dan pelaku usaha dalam negeri agar meringankan faktor-faktor produksi dan menjaga kestabilan harga. Diutamakan pada kelas ekonomi menengah kebawa yang cenderung paling banyak di Indonesia.

Mengurangi sampai mencabut subsidi adalah tindakan tidak pro rakyat. 

Pro dan kontra tentu saja akan terus terjadi pada jalannya sistem ekonomi negara. Negara saat ini dituntut bebas sebebas-bebasnya dan meminimalisir hambatan-hambatan. Walau patut diakui bahwa tidak semua negara menerapkan prinsip ekonomi bebas. Karena selalu ada proteksi.

Naiknya harga BBM dan peralihan subsidi ke BLT saat ini dapat dikaji dari sisi ke mana ekonomi negara akan berpihak. Namun dalam konteks saat ini, menaikan harga BBM ditengah pembaharuan ekonomi karena covid menjadi perkara lain.  Keadannya bisa saja memperlambat pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya. 

Banyak pihak memanggangap tindakan ini tidak bijak. Skema ini akan merusak tatanan ekonomi. Apa yang dilakukannpemerintah dicerminkan sebagai tindakan tidak pro rakyat. Rakyat akan semakin susah dalam konteka ekonomi. 

Beberapa pihak bahkan menilai tindakan ini seharusnya tidak dulu diambil. Subsidi BBM juga bisa di alokasikan dari surplus APBn.

Bagi saya, satu hal yanf penting ialah bagaimana lemerintah kuat melakukan kontrol pada keputusan ini. Utamanya pada  peralihan subsidi ke BLT yang  belakanhan menimbulkan banyak masalah serta tidak tepat sasaran. Sebab jika tidak demikian, saya yakin BLT hanya akan berjalan lancar selama tiga bulan selebihnya "masalah". (Sukur dofu-dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun